Konut, Suarakendari.com-Penampakan yang mengerikan terlihat dari dampak sedimen usaha pertambangan di Kabupaten Konawe Utara (Konut) yang dibuang langsung ke laut, terlebih saat musim hujan, telah semakin memberi dampak merugikan bagi kehidupan ekosistim laut.
Dari foto-foto yang dirilis organisasi Toli-toli Labengki Giant Clam Consrrvation nampak jika sedimentasi lumpur merah tambang telah menutupi sebagian beaar perairan laut yang berdampak pada kehidupan dasar laut.
“Sejak mulai beroperasi sekitar thn 2015, kerusakan terumbu karang di Pulau Labengki sudah berkisar 70% (garis merah pada peta hasil monitoring kami thn 2028-2019), begitu juga dengan terumbu karang di Kepulauan Sombori, dan tingkat kerusakan ini terus berlangsung hingga saat ini,”ungkap Indra Andari, aktiifis konservasi dari Toli-toli Labengki Giant Clam Consrrvation.melalui laman media social miliknya.
Kondisi ini tentu bukan hal yang menggembirakan. “Kita semua, khususnya para pengusaha pertambangan dan institusi pemerintah mesti segera berbuat sesuatu. Aksi pembiaran seperti yang terlihat saat ini sudah waktunya diakhiri karena dampak buruk kedepan akan semakin merugikan banyak hal, khususnya kehidupan ekosistim laut serta lahan utama penghidupan jutaan jiwa nelayan tradisional, hingga masa depan Pariwisata Kepulauan Labengki dan Sombori,”kata Indra Andari.
“Kami selalu yakin, semua pihak masih punya nurani sehingga semua kondisi ini masih dapat diperbaik,”ujar Indra.
#SAVEOUROCENSECOSYSTEM
#SAVELABENGKISOMBORITOURISM
Dokumentasi foto: Indra Andari HR