Suarakendari.com- Aksi unjuk rasa massa yang menamakan diri Solidaritas Pemuda Sultra, yang berlangsung di rumah Jabatan Gubernur Sultra, pada kamis siang (10/9/2022) berlangsung ricuh.
Kericuhan terjadi saat massa hendak membakar ban bekas di depan pintu pagar utama rumah Jabatan Gubernur, namun mendapat penolakan dari Satpol PP dan Polisi yang berjaga melakukan pengamanan.
Aksi saling dorong antara pengunjuk rasa dan Satpol PP serta polisi tidak terhindarkan.
Bahkan dalam aksi itu satu orang jurnalis media online dari JPNN menjadi korban tindak kekerasan aparat.
Korban diduga mengalami pemukulan bahkan telepon seluler miliknya di hancurkan oknum aparat.
Menurut La Ode Deden Saputra, Jurnalis JPNN mengatakan, dirinya saat itu tengah meliput aksi demo tersebut, saat dirinya merekam keributan antara massa dengan petugas Satpol PP dan polisi, dirinya di dorong dan di pukul bagian tangan, serta telepon seluler miliknya jatuh dan mengalami retak.
“Saya tidak tau, tiba – tiba tangan saya di pukul hingga HP ku jatuh ke tanah dan retak, “ ujar Deden.
Sementara itu, salah seorang koordinator lapangan, dalam aksi itu, Wawan Soniangkano mengatakan aksi mereka itu untuk menolak pencalonan anak Gubernur Sultra, Alvian Taufan Putra untuk maju jadi Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia atau HIPMI Sultra.
“Kami menolak keras pencalonan anak Gubernur Sultra (Alvian Taufan Putra) jadi Ketua HIPMI Sultra, karena belum layak, “kata Wawan Soniangkano
Massa menilai gubernur sultra melakukan intervensi pada tahapan seleksi perekturan Ketua HIPMI Sultra. Karena tidak ada satu pun pejabat pemerintah Provinsi Sultra yang datang menemui pengunjuk rasa akhirnya massa membubarkan diri dan berjanji akan memboikot pelaksanaan musyawarah hipmi sultra.