KONAWE, suarakendari.com-Tradisi pawai obor yang dilakukan oleh warga Desa Mendikonu, Kecamatan Amonggedo, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, merupakan momen sakral yang dinanti setiap tahun oleh penduduk desa tersebut. Dalam menyambut bulan suci Ramadhan, warga desa tersebut memilih untuk menggelar pawai obor sebagai simbol awal dari ibadah puasa yang akan mereka jalani. Kegiatan pawai obor ini berlangsung Jumat (28/2/2025) malam.
Tradisi pawai obor merupakan kegiatan rutin tahunan warga dari generasi ke generasi di Desa Mendikonu. Setiap tahun, menjelang awal bulan Ramadhan, seluruh warga desa akan bergembira mengikuti pawai obor ini. Mereka dengan penuh kekhusyukan dan semangat berjalan kaki mengelilingi kampung sambil membawa obor yang menyala terang. Suasana malam yang diterangi oleh cahaya obor memberikan kesan magis dan sakral bagi seluruh peserta dan penonton yang menyaksikan acara tersebut.
Bagi warga, pawai obor bukan hanya sekedar acara seremonial belaka, melainkan juga sarat dengan makna yang dalam bagi warga Desa Mendikonu. “Tradisi ini menjadi simbol rasa syukur dan kebahagiaan atas hadirnya bulan penuh berkah, Ramadhan,”kata Novia warga.
Menurutnya, melalui pawai obor, warga desa mengungkapkan rasa syukur dan kebersamaan dalam menghadapi ibadah puasa yang akan segera dimulai. Setiap langkah yang diambil oleh setiap peserta pawai obor dianggap sebagai bentuk kepasrahan dan keimanan kepada Tuhan.
Selain membawa obor yang menyala, warga Desa Mendikonu juga melantunkan salawat kepada Nabi Muhammad SAW selama pawai berlangsung. Salawat merupakan doa dan pujian kepada junjungan umat Islam, Nabi Muhammad SAW, yang diyakini dapat membawa keberkahan dan berkah bagi umat . Dengan melantunkan salawat dalam pawai obor, warga desa juga ingin meneguhkan kecintaan dan penghormatan mereka kepada sosok yang menjadi panutan dan teladan bagi umat Islam.
Mengajarkan Nilai-nilai Kebersamaan dan Kepedulian
Pawai obor di Desa Mendikonu juga menjadi momentum untuk mengajarkan nilai-nilai kebersamaan dan kepedulian kepada generasi muda. Melalui partisipasi dalam tradisi ini, generasi muda diajak untuk merasakan kehangatan dan kebersamaan dalam menjalani ibadah puasa bersama-sama. Mereka diajarkan tentang pentingnya rasa syukur, kekompakan, dan solidaritas dalam memperkokoh tali persaudaraan di antara sesama umat Muslim.
Selain memiliki nilai-nilai keagamaan dan kebersamaan, pawai obor juga memberikan kesempatan bagi warga Desa Mendikonu untuk menyatu dengan alam dan lingkungan sekitar. Dengan berjalan kaki mengelilingi kampung sambil membawa obor, warga desa dapat merasakan kedamaian dan keindahan alam yang menemani langkah-langkah mereka. Hal ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan sebagai bagian dari ibadah kepada Tuhan.
Bagi warga Desa Mendikonu, pawai obor bukan sekadar ritual rutin, melainkan juga sebagai bentuk ungkapan kegembiraan dan kesiapan dalam menyambut awal bulan Ramadhan. Momen ini menjadi ajang untuk meneguhkan iman, meningkatkan kebersamaan, dan merasakan kebahagiaan dalam menjalani ibadah puasa. Dengan penuh semangat dan kekhusyukan, warga desa menyambut bulan suci Ramadhan dengan penuh keceriaan dan kesyukuran.Sk