Kendari, suarakendari.com – Sebagai bentuk kesiapan Polri menghadapi perusuh dalam jumlah banyak pasca Pemerintah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar (BBM), dan jelang Pemilu 2024, Satuan Brimob Polda Sultra menggelar simulasi penanganan unjuk rasa, Rabu (24/8/2022) pagi.
Kegiatan melibatkan puluhan personil Satbrimob Polda Sultra yang merupakan tim pengendalian massa.
Simulasi dibuat seperti keadaan sesungguhnya agar personel dapat membaca, memahami dan menangani situasi dengan cepat dan tepat. Simulasi penanganan unjuk rasa dimulai dengan persiapan personel yang dilengkapi tameng dan tongkat, personel pengurai massa yang mengendarai sepeda motor dan bersenjata gas air mata. Mereka dihadapkan dengan pengunjuk rasa, yang siap berbuat anarkis.
Kesiapan tim Pengendali Huru Hara (PHH) Satbrimob Polda Sultra, diuji saat puluhan warga berteriak-teriak memprotes kenaikan harga BBM. Yang dinilai tidak pro rakyat. Massa yang terus dikompori koordinator lapangan semakin emosi dan beringas, pengunjuk rasa bergerak maju mendorong pasukan pengamanan. Unjuk rasa makin memanas ketika pengunjuk rasa melempari polisi dan membakar ban.
Untuk menghalau massa, personil Brimob menembakan meriam air (Water Cannon). Massa berhamburan ketika tim pengurai yang membawa gas air mata kemudian maju dan menembakan senjatanya. Akibat aksi itu seorang pengunjuk rasa terluka, dan langsung dibawa tim kesehatan untuk mendapat pertolongan.
Kepala Bagian Operasional, Satuan Brimob Polda Sultra, AKP Asri Diyni menuturkan, simulasi penanganan unjuk rasa ini dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan kemampuan personel serta peralatannya saat menghadapi unjuk rasa yang berlangsung anarkis.
”Simulasi ini dilaksanakan untuk mengetahui kesiapan anggota saat menghadapi situasi kontigensi,” jelasnya.
Asri menyebutkan, untuk meningkatkan ketangkasan anggotanya, maka latihan pengendalian massa akan terus ditingkatkan. Ys