Historia

Mengintip Temu Wilayah Perempuan Pembela HAM (PPHAM) Pendamping Perempuan Korban Kekerasan, Diskriminasi, dan Eksploitasi Sulawesi Tenggara

×

Mengintip Temu Wilayah Perempuan Pembela HAM (PPHAM) Pendamping Perempuan Korban Kekerasan, Diskriminasi, dan Eksploitasi Sulawesi Tenggara

Sebarkan artikel ini

Kendari, suarakendari.com- Puluhan aktifis perempuan dari beberapa kabupaten di Sulawesi Tenggara yang menamai dirinya sebagai Perempuan Pembela HAM berkumpul di Kendari untuk bermusyawarah mendiskusikan tentang kondisi perlindungan dan pemenuhan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya mereka.

Kegiatan yang berlangsung tanggal 1 hingga 2 April 2023 ini terselenggara atas kerjasama Yayasan Lambu Ina dengan Indonesia Protection for Women Human Rights Defenders (IPROTEC NOW).

Perempuan Pembela HAM selama ini telah berkontribusi banyak menegakkan hak hak kelompok miskin, marginal, perempuan korban kekerasan, dalam menjalankan aktifitasnya Perempuan Pembela HAM (PPHAM) memiliki kerentanan dan risiko yang besar atas pekerjaan yang mereka lakukan, sering kali mereka mendapatkan berbagai bentuk ancaman, kekerasan dan balas dendam dari pelaku, mengalami pelecehan dan kekerasan seksual, mengalami kecelakaan lalu lintas saat melakukan pendampingan, mengalami tekanan psikologis, mendapatkan KdRT dari pasangan dan keluarga, mengalami keguguran kehamilan saat memberikan pendampingan, mengalami stroke saat bekerja, serta risiko mengalami kanker rahim dan kanker payudara dan terpapar covid.

Kerentanan dan resiko kerja Perempuan Pembela HAM yang tinggi ternyata tidak dibarengi dengan jaminan keamanan, keselamatan kerja dan perlindungan sosial. Atas refleksi terhadap kondisi tersebut puluhan perempuan pembela HAM di Sultra bersepakat membentuk jaringan perempuan pembela HAM di Sulawesi Tenggara. Jaringan ini dibentuk sebagai wadah untuk perlindungan, ruang aman, pemulihan,penguatan kapasitas, ruang pengkaderan dan dukungan untuk daya tahan PPHAM sehingga menghasilkan kondisi PPHAM yang bahagia, sejahtera dan aman.

Sarifain salah satu PPHAM yang hadir mengatakan jika PPHAM dapat mencapai kondisi yang aman, bahagia,sejahtera maka mereka dapat memperjuangkan penegakan hak hak perempuan dan memberikan pelayanan bagi perempuan korban kekerasan yang berkualitas dan berkelanjutan, untuk mencapai kondisi tersebut harus ada komitmen negara atas perlindungan keamanan dan hak ekosob PPHAM.

Dalam kesempatan tersebut hadir pula Ketua Forum CSR Dr, Laode Samsul Barani SE, M.Si sebagai narasumber dalam upaya menggalang sumberdaya sosial ekonomi untuk pemenuhan hak Ekosob PPHAM.

Dr Samsul Barani mengatakan forum CSR dibentuk di Sulawesi Tenggara dalam rangka mengkonsolidasikan program CSR di perusahaan agar dapat sinergi dengan kebijakan pembangunan. Lebih lanjut dikatakan, bahwa, Jaringan PPHAM Sultra sangat mungkin membangun kerjasama dan MOU dengan forum CSR Sulawesi Tenggara, Forum CSR dapat berperan sebagai jembatan untuk mengakseskan program program kerja Jaringan PPHAM Sultra pada CSR di Perusahaan yang ada di Sulawesi Tenggara.

Untuk memperkuat keberlanjutan jaringan PPHAM Sultra kedepan dalam kegiatan tersebut, pertama, merumuskan cita-cita dan nilai-nilai bersama serta model gerakan dan tatakelola jaringan PPHAM pendamping perempuan korban kekerasan di Sultra.

Kedua, menyusun arah serta program strategis untuk penguatan dan keberlanjutan gerakan jaringan PPHAM di Sultra. Ketiga, pemilihan pengurus Jaringan PPHAM Sultra. Dalam.kegiatan ini terpilih sebagai pengurus Jaringan PPHAM masing-masing: Linda dari PeKKA Bau-bau, Nuzzulan Yayasan Lambuina, Lili, Multi Pusbakum Aysiah, Husnawati RPS dan Sarifain dari Alpen Sultra. Sk

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *