Saya tiba di Muna, untuk memulai perjalanan menuju obyek wisata di negeri penghasil jati ini. Ini pulau yang cukup besar dengan segudang cerita sejarah masa lampau. Jejak-jejak sejarah ini masih bisa kita saksikan dalam torehan benda benda bersejarah muna yang agung, termasuk jejak peradaban kota tua muna yang pernah diabadikan dalam video dokumenter televise nasional.
Tetapi perjalanan Saya kali ini saya tidak mengulas tentang peradaban sejarah Muna, melainkan mengeksplore obyek wisata alamnya, salah satunya adalah objek wisata air terjun Kalima lima.
Saya sengaja ke sini untuk melihat pemandangan alam yang esotik dan pastinya masih benar-benar alami dan mempesona.
Hutan tropis yang masih basah, ditambah rimbunnya pepohonan dan kicau burung berkicau membuat setiap pengunjung betah berlama lama jika berkunjung ke objek wisata yang satu ini.
Dinamakan air terjun Kalima lima karena bentuknya menyerupai telapak tangan manusia dan bertingkat tingkat. Luasnya sekitar 500 meter dan memiliki 9 tingkat dan tinggi jatuh air mencapai 10 meter.
Saat berkunjung ke objek wisata ini, saya menumpang kapal motor sekitar 45 menit dari Desa Molo Kecamatan Maligano, ke objek wisatan air terjun kalmia-lima. Perjalanan kian menantang karena dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 3 KM melewati bukit dan hutan tropis yang masih perawan.
Menjelajahi hutan alam perawan memang sangat pas bagi mereka yang berjiwa petulang, seperti halnya di kawasan ini karena kita akan melewati bukit bukit cukup terjal, jalan setapak berkelok. Tapi semua keletihan terbayar lunas saat mencapai air terjun. Airnya yang dingin mengalir deras di atas cascade. Saya pun mengabadikan setiap momen di air terjun ini dan pastinya mandi sepuas-puasnya.
Mejelajahi alam Maligano di air terjun kalima -lima adalah sebuah perjalanan yang menantang tapi mengasyikan. Saya menemukan sensasi alam yang luar biasa di sana, Air terjun Kalima lima ini sangat indah dan pemandangan alamnya menakjubkan. (TRI)