Bombana, suarakendari.com — Kabupaten Bombana Sulawesi. Tenggara (Sultra) bakal terang benderang. Tidak ada lagi wilayah yang blank dari penerangan. Hal itu bisa terwujud jika Pembangkit Listrik Tenaga Bayu atau angin (PLTB) berdiri dan beroperasi di Kecamatan Tontonunu.
PLTB hasil kerjasama dengan PT Envision GreenEnergy Indonesia (PT EGEI) itu berkapasitas 850 Megawatt (MW). Jika pembangkit listrik ini beroperasi, maka inilah pembangkit komersial yang terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.
Indonesia baru memiliki dua PLTB, yaitu di Mattiro Tasi, Watangpulu di Kabupaten Sidrap dan di Kecamattan Tolo Kabupaten Jeneponto, keduanya di Sulawesi Selatan. Jika PLTB Tanah Laut Kalimantan Selatan juga berdiri maka ada ada empat pembangkit tenaga angin di Indonesia.
PLTB di Mattiro Tasi Kabupaten Sidrap berkapasitas 70 Megawatt (MW) dan PLTB Tolo Jeneponto sebesar 60 MW sehingga total kedua pembangkit tersebut sebesar 130 MW.
Jika dibandingkan dengan PLTB yang akan dibangun di Bombana yang 850 MW, maka inilah PLTB terbesar di Asia Tenggara.
Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan listrik 850 ribu masyarakat Bombana, PLTB ini juga membuat lingkungan menjadi bersih. Pembangkit ini merupakan energi ramah lingkungan dan sangat mendukung program bauran energi baru terbarukan di Indonesia.
Komitmen Pj Bupati Bombana Ir H Burhanuddin MSi sangatlah mendukung target pemerintah Indonesia sebesar 23 persen bauran energi baru terbarukan pada 2025.
Dengan beroperasinya PLTB ini, maka bisa disebut Kabupaten Bombana bakal tidak kekurangan tenaga listrik lagi. Rasio elektrifikasi bisa mencapai 99 persen. Kapasitas daya sebesar 850 MW di tahap pertama dengan jumlah 170 turbin itu mampu menghasilkan listrik per tahun sebesar 2.163.426 MWh.
Di tahap kedua, akan di bangun 161 turbin dengan model EN 200-5.0-120 dengan poduksi listrik per tahun sebanyak 2.049.816 MWH.
Untuk membangun PLTB itu, PT EGEI menginvestasikan sedikitnya Rp 12,75 triliun di tahap pertama dan Rp 12 triliun di tahap kedua, sehingga total investasi yang digelontorkan sebesar Rp 28,8 triiliun. Kerjasama investasi itu telah diteken Pj Bupati Bombana Ir H Burhanuddin MSi dengan General Manager Indonesian Representative Office PT EGEI Mr Miny Liu didampingi SouthEast Area Representative Office Project Manager Bapak Christian Permana pada 27 Juli 2023 di Kantor Bupati Bombana.
Sebelum penandatanganan MoU itu, di Jakarta telah belangsung pertemuan antara Pj Bupati Burhanuddin MSi dengan Mr Miny Liu dan staf serta Christian Permana dan staf. Dalam pertemuan itu, PT EGEI membeberkan maksud menginvestasi di Kabupaten Bombana di bidang energi listrik.
Dijelaskan pula bahwa dari sejumlah riset yang dilakukan di beberapa daerah, hanya di Kacamatan Tontonunu yang memenuhi syarat kapasitas angin yang memungkinkan dibangun PLTB.
Menurut riset PT EGEI, Kecamatan Tontonunu memiliki kecepatan angin 6,27 meter/detik. Setelah dibandingkan hasil dari beberapa daerah, ternyata di Kecamatan Tontonunu paling potensial kecepatan anginnya. Saat pemasangan metmast tower setinggi 120 meter menunjukkan angka 6,27meter/detik. Estimasi letak turbin, satu turbin total kapasitas 850 MW, maka dalam setahun PLTB bisa memproduksi listik sebesar 2.163.426 MWH.
Pj. Bupati Bombana Ir H Burhanuddin MSi mengungkapkan rencana pembangunan PLTB di Bombana patut untuk disambut dan didukung dengan baik. Terlebih rencana investasi pembangunan PLTB ini bakal memberi dampak yang baik bagi daerah, khususnya dalam memenuhi kebutuhan energi yang tentu akan bermuara pada peningkatan perekonomian.
“Dalam pertemuan dengan pihak PT. Envision Green Energy Indonesia ini, saya secara khusus menekankan agar dalam pembangunan PLTB ke depanya agar tidak meninggalkan unsur kearifan lokal yang selama ini menjadi identitas dan ciri khas Bombana,” ujar Pj.Bupati Burhanuddin.
Rencana pengembangan dan pembangunan PLTB di Bombana dengan kapasitas kontrak 850 MW akan melakukan uji coba interkoneksi dengan jaringan PT.PLN (Persero) pembangkit yang berada di area Kecamatan Tontonunu.
“Selain memenuhi energi terbarukan bagi daerah, PLTB ini juga diyakini bakal meningkatkan perekonomian warga lokal. Selain itu, PLTB ini juga ramah lingkungan, tidak menimbulkan polusi ataupun kerusakan lingkungan,” ungkap Pj.Bupati Burhanuddin.
“Selain PLTB, itu nantinya menjadi pusat edukasi tentang energi baru terbarukan bagi generasi muda, sehingga kesadaran menggunakan energi baru terbarukan semakin tinggi,” ujarnya.
Tenaga Ahli Bupati Bidang Komunikasi Kebijakan Publik dan Investasi Daerah Pemerintah Kabupaten Bombana Syahrir Lantoni ikut menyampaikan rencana pembangunan PLTB Bombana tersebut.
Menururutnya, memperbanyak PLTB adalah bagian dari komitmen pemerintah Indonesia untuk menciptakan net zero emission atau nol emisi gas karbon. Komitmen Indonesia ini telah meratifikasi Paris Agrement tahun 2016.
Salah satu komitmen itu adalah mengembangkan energi hijau dengan mempercepat transisi energi dari energi berbasis fosil ke energi baru dan terbarukan.
Pembangunan PLTB merupakan upaya peralihan energi ke green energy. PLTB memanfaatkan sumberdaya angin menjadi energi kinetik sehingga tidak menimbulkan polusi dari gas buang.
“Penting kita dukung proyek ini. Bombana akan menjadi daerah ketiga adanya PLTB di Indonesia setelah Sidrap dan Jeneponto di Sulawesi Selatan. Namun jika PLTB Tanah Laut Kalimantan Selatan beroperasi pada 2025 maka akan ada 4 PLTB yang berdiri di Indonesia, di mana PLTB Bombana menjadi yang terbesar,” kata Syahrir Lantoni dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/8/2023).
Dikatakan, pembangkit listrik tenaga bayu ini juga diharapkan menyerap ribuan lapangan kerja. Jika dibandingkan PLTB yang di Sidrap dan Jeneponto, potensi penyerapan lapangan kerja di PLTB Bombana ini jauh lebih besar. Sementara untuk infrastrukturnya, PT EGEI siap mendirikan sarana pendidikan, kesehatan dan pelayana publik lainnya. Sk