Bombana, suarakendari.com-Salah Satu Penopang Ekonomi Warga di Kampung -kampung sejak ratusan tahun silam adalah memproduksi gula merah untuk kebutuhan warga setempat, bahkan diantar pulaukan sebagai salah satu komoditi perdagangan. Sebutlah di Kabupaten Bombana misalnya, salah satu wilayah yang kesohor produksi gula arennya adalah Pulau Kabaena.
Di wilayah Rumbia, dan Poleang juga masih ditemukan warga yang mengolah air aren untuk diproduksi menjadi gula merah dan dikenal dengan gula aren.
Seiring, dengan berjalannya waktu populasi dan luasan lahan yang ditumbuhi pohon aren juga terus berkurang. Hal ini disebabkan karena tidak ada upaya pembudidayaan secara terus menerus agar pohon aren bisa diremajakan.
Ditengah minimnya perhatian pihak terkait, rupanya di Kecamatan Kabaena terdapat sosok pemimpin yang melirik potensi aren yang menjadi salah satu komoditi perdagangan untuk dikembangkan agar tidak berkurang populasi nya meski sebagian warga enggan mengembangkannya.
Adah Camat Kabaena Agusalam, S.Sos. yang memiliki strategi jitu dalam memotivasi warga nya agar ramai ramai menanam pohon aren dilahan perkebunan mereka.
Cara “unik” yang dilakukan oleh pak Camat Kabaena adalah merangsang warganya yang menemukan kecambah aren yang tumbuh untuk dipindahkan ke polibag lalu dibelinya dengan harga khusus dan ditampung dalam satu areal pembibitan.
Setelah bibit aren yang diusahakan warga tadi terkumpul dan sudah cukup besar lalu dibagikan kembali kepada warganya untuk ditanam di kebun mereka.
“Saya hanya minta kepada warga di desa untuk memindahkan kedalam polibag setelah bibit tersebut agak besar saya bagikan kembali kepada mereka untuk ditanam di kebunnya” Kata Camat Agusalam dalam suatu pertemuan beberapa waktu lalu.
Dengan cara sederhana ini, diharapkan petani dikampung kampung makin tertarik untuk menanam pohon aren.
Peluang ini juga belum banyak BUMDES yang tertarik untuk melirik potensi gula aren dan aneka produk turunannya untuk diolah. Padahal hanya butuh sentuhan dan inovasi serta dukungan sumberdaya sudah bisa menjadi produk lokal yang bisa berdaya saing.
Naskah dan Foto: Anton Perdinan