BOMBANA, suarakendari.com – Pasangan calon bupati dan wakil bupati Bombana nomor urut 1, Ir. H. Burhanuddin dan Ahmad Yani, S.Pd., M.Si., mencuri perhatian dalam debat publik pertama yang diselenggarakan di Gedung Serbaguna Kabupaten Bombana pada Kamis, 31 Oktober 2024. Dengan penampilan yang memukau, mereka membawa nuansa budaya lokal yang kental dalam balutan pakaian adat suku Bajo.
Pilihan mengenakan busana adat ini bukan sekadar simbol, melainkan wujud nyata komitmen mereka terhadap pelestarian budaya lokal serta penguatan inklusivitas masyarakat adat di Bombana. Pakaian adat suku Bajo yang mereka kenakan menampilkan kombinasi warna hitam dan emas yang anggun, dilengkapi dengan Bidah Pasiri’ (sarung miring) dan sigar berwarna biru laut dengan sentuhan silver serta motif tradisional khas.
Penampilan mereka menjadi sorotan utama dan mendapat apresiasi luas, terutama dari komunitas suku Bajo di Bombana.
Dalam sesi debat yang berlangsung hangat, pasangan Burhanuddin-Ahmad Yani memaparkan visi dan misi mereka yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan, pengembangan sektor kelautan dan perikanan, serta pelestarian budaya lokal.
Ir. H. Burhanuddin, dalam penyampaiannya, menekankan bahwa potensi sumber daya laut Bombana harus dimaksimalkan untuk kemakmuran masyarakat.
“Bombana adalah rumah bagi berbagai suku dan budaya, termasuk suku Bajo yang memiliki hubungan erat dengan laut. Kami berkomitmen untuk menjadikan keunikan budaya ini sebagai salah satu kekuatan dalam membangun daerah kita,” ujar Burhanuddin, menegaskan pentingnya sinergi antara pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian budaya.
Ahmad Yani, calon wakil bupati, menyoroti pentingnya pendidikan dan pemberdayaan masyarakat adat. Menurutnya, masyarakat adat perlu diberi ruang dan kesempatan lebih besar untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah.
“Kami ingin semua elemen masyarakat merasa memiliki dan terlibat dalam pembangunan Bombana, termasuk masyarakat adat yang telah lama menjadi bagian dari sejarah dan identitas kita,” ungkap Ahmad Yani penuh semangat.
Penampilan mereka yang memukau dengan pakaian adat Bajo tidak hanya menarik perhatian tetapi juga mempertegas keberpihakan mereka terhadap pelestarian adat dan budaya lokal.
Debat publik pertama ini menjadi momentum penting bagi masyarakat Bombana untuk melihat langsung visi dan misi pasangan calon pemimpin mereka, serta program-program yang diusung demi kemajuan daerah pada periode 2025-2030.