Kendari, suarakendari.com – Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar rapat penyusunan target dan realisasi tanam, bertempat di salah satu Hotel berbintang, di Kota Kendari, Jumat (10/11).
Kegiatan itu diikuti oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota se-Sultra serta Kepala Bidang Tanaman Pangan Kabupaten/Kota yang berlangsung selama dua hari yakni 10-11 November 2023.
Kepala Distanak Sultra La Ode Muh. Rusdin Jaya menyampaikan beberapa hal terkait masalah-masalah di bidang pertanian yakni sistem penentuan produksi menggunakan sistem Kerangka Sampling Area (KSA) yang didasari oleh luas lahan sawah versi Lahan Produksi Pertanian Berkelanjutan (LP2B) seluas 82.000 hektare (ha) sementara data luas lahan sawah dari kabupaten/kota seluas 123.000 ha.
“Dampak El Nino yang ditandai oleh kekeringan panjang, serta adanya perbaikan irigasi Ameroro dan Wawotobi,” kata Rusdin Jaya, pada media, Jumat (10/11/2023).
Kemudian, masalah di bidang pertanian yakni ketersediaan air kebutuhan sawah terbatas atau berkurang akibat daya tampung sawah berkurangnya bendungan karena pendangkalan bendungan.
“Luas serangan hama tikus dan penggerek batang meningkat. Penggunaan benih bermutu berlabel oleh petani masih terbatas,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Rusdin menyampaikan isu pertanian global mencakup ketahanan pangan, kualitas pangan dan keamanan pangan keberlanjutan. Kata dia, peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dari IP2 menjadi IP3 dan IP3 menjadi IP4 serta adanya dukungan sarana dan prasarana pertanian.
“Capaian produksi tahun 2022 dan 2023 adalah yakni tahun 2022 padi 478 958 ton dan proyeksi 2023 482 371 ton, tahun 2022 jagung 142.966 ton dan proyeksi 2023 56.204 ton, tahun 2022 kedelai 11.053 ton dan proyeksi 2023 3.741 ton,” bebernya.
Rusdin menuturkan, sedangkan untuk kesanggupan pencapaian target padi dan jagung tahun 2024 sesuai kesepakatan antara Dirjen tanaman pangan dengan Kepala Distanak Sultra yakni komoditas padi tanam 135.202 ha panen 130.524 ha dan provitas 4,50 ton/ha dengan total produksi 587.835 ton. Sementara komoditas jagung tanam 21.527 ha panen 20.782 ha dan provitas 4,07 ton/ha dengan total produksi 84.627 ton.
Mantan Kepala Biro Administrasi Pembangunan Sultra itu menambahkan, salah satu faktor penting yang menentukan tingkat hasil tanaman adalah benih. Benih bersama dengan sarana produksi lainnya seperti pupuk, air, cahaya, iklim menentukan tingkat hasil tanaman meskipun tersedia sarana produksi lain yang cukup, tetapi bila digunakan benih bermutu rendah maka hasilnya akan rendah.
“Benih bermutu mencakup mutu genetis, yaitu penampilan benih murni dari varietas tertentu yang menunjukkan identitas mutu genetis dari tanaman induknya, mutu fisiologis yaitu kemampuan daya hidup (viabilitas) benih yang mencakup daya kecambah dan kekuatan tumbuh benih dan mutu fisik benih yaitu penampilan benih dilihat secara fisik seperti ukuran homogen, bersih dari campuran, bebas hama dan penyakit, dan kemasan menarik,” tutupnya.