Bangun Negeri

Wa Ode Hamsinah Bolu : Perjuangan Kartini Direfleksikan Kesetaraan Gender

×

Wa Ode Hamsinah Bolu : Perjuangan Kartini Direfleksikan Kesetaraan Gender

Sebarkan artikel ini
FB IMG 1745235685844

BAUBAU, suarakendari.com-Wakil Wali (Wawali) Kota Baubau Ir Wa Ode Hamsinah Bolu, M.Sc saat apel gabungan Pemkot Baubau yang dirangkaikan dengan peringatan hari Kartini tahun 2025 tingkat Kota Baubau di halaman kantor Wali Kota Baubau Senin (21/4/2025) mengatakan, jika direfleksikan dalam kehidupan saat ini perjuangan Kartini adalah perjuangan untuk kesetaraan, untuk emansipasi. Ketika perempuan berbicara tentang kesetaraan, emansipasi, ini bukan hanya untuk dirinya sendiri. Separuh dari penduduk bumi ini 0,4% adalah perempuan, separuh dari penduduk dunia yang sekarang 8 miliar lebih sedikit adalah perempuan.

”Dapat dibayangkan jika perempuan tidak diberi ruang untuk berkontribusi dalam mengelola dunia ini. separuh penduduk dunia 4 miliar duduk-duduk saja di rumah. Hanya, separuh yang bekerja bapak-bapak seharusnya tidak mau karena lebih capek menafkahi bumi, menafkahi dunia. Jadi memberi ruang kepada perempuan untuk berkinerja, ikut berkerja membangun kehidupan yang lebih baik. Ini adalah suatu kunci pembangunan yang adil dan maju, separuh dunia adalah perempuan jika mereka juga bergerak dan di beri ruang untuk berkontribusi pada pembangunan di Indonesia ini maka tentunya pembangunan kita menjadi lebih ringan,”katanya.

Ditambahkan, perjuangan emansipasi dan kesetaraan gender ini adalah bukan hanya perempuan, karena jargon sekarang ini adalah He for She artinya perjuangan perempuan tidak hanya ada pada perempuan tetapi ada juga laki-laki untuk memperjuangkan tujuan bersama. Perempuan saat ini berjuang untuk berkontribusi pada tujuan pada kehidupan ,pembangunan, khususnya pada Indonesia nusa dan bangsa serta negara. He for she juga membutuhkan kekuatan laki-laki yang juga memahami perjuangan, bahwa ketika ada perempuan disampingnya sama-sama berjuang, sama-sama berkinerja, sama-sama, itu bukanlah saingan. Akan tetapi wanita dan laki-laki bisa menjadi partner dalam membangun negeri Indonesia.

Wawali Baubau ini mengakui, saat ini bukan hanya berbicara tentang kesetaraan, tetapi ada hal lain juga yang perlu dipikirkan, khususnya adalah kinerja. Indonesia sekarang lebih bagus dan tidak seperti zaman-zaman pahlawan dahulunya. Bahwa ruang untuk perempuan sekarang ini sudah bagus, karena itu perempuan harus menunjukkan kemampuan kinerja terbaik. ”Jangan karena perempuan kita berpikir bahwa kita perempuan kita hanya kerja setengah porsi, dan itu tidak boleh kita beranggapan begitu. Tetapi kita sebagai wanita harus kerja sesuai tupoksi kita dalam setiap jabatan yang kita emban. Ketika kita masuk dalam dunia perkejaan, khusunya ASN, maka kita harus tahu dan siap menghadapi setiap konsekuensi setiap pekerjaan atas janji terhadap tugas-tugas kita. Kita harus memberikan pelayanan terbaik terhadap masyarakat dan bangsa Indonesia,”imbuhnya.

Lebih lanjut diungkapkan, kesetaraan gender di Indonesia disuarakan dimana-mana, seperti provinsi, kabupaten, kota dan lainnya. Bahwa peran perempuan juga sangat penting, baik itu sebagai ibu rumah tangga, sebagai lurah, camat, bahwa perempuan bisa jadi presiden. Itu artinya bukan hanya sekedar formal, bahwa undang-undang membuka ruang, memberikan kepercayaan kepada perempuan untuk kontribusi dalam pemerintahan, khususnya pemerintah di Indonesia.

PPID Utama Baubau