Tampil beda. Inilah yang dilakukan Bupati dan Wakil Bupati Konawe Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tenggara yang memilih naik kendaraan bajaj menuju lokasi pelantikan kepala daerah di Istana Negara, Kamis (25/2/2025). Mengenakan setelan kostum putih kepala daerah, Bupati Rifky Saifullah Razak ST dan Wakil Bupati Muhamad Farid, SE masing-masing didampingi isteri rela bermacet-macetan di jalanan ibukota.
JAKARTA, suarakendari.com-Bupati Rifky Saifullah Razak ST dan Wakil Bupati Muhamad Farid, SE dari Konawe Kepulauan benar-benar memperlihatkan kesederhanaan dan keberanian dalam gaya mereka dengan memilih naik kendaraan bajaj untuk menuju lokasi pelantikan kepala daerah di Istana Negara. Video keduanya viral dimedia social setelah diunggah akun facebook @Abd karim lampoku.
Langkah ini tidak hanya menjadi sorotan, tetapi juga menunjukkan pesan kebersamaan dan kedekatan dengan rakyat. Penampilan mereka dalam kostum putih kepala daerah memberikan kesan formal namun tetap bersahaja.
Keputusan Berani yang Membuat Perbedaan
Keputusan Bupati dan Wakil Bupati Konawe Kepulauan untuk naik bajaj dalam perjalanan menuju pelantikan kepala daerah merupakan langkah berani yang membedakan mereka dari para pejabat lainnya. Tindakan ini menunjukkan bahwa mereka peduli terhadap lingkungan sekitar dan tidak sungkan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat. Perbedaan tersebut menjadi penyegar di tengah suasana acara resmi pelantikan yang cenderung kaku.
Makna Simbolis dari Penampilan dan Sarana Transportasi
Pilihan penampilan dalam setelan kostum kepala daerah dan naik kendaraan bajaj bukanlah sekadar kebetulan, melainkan memiliki makna simbolis yang dalam. Kostum putih sering kali diidentikkan dengan kesederhanaan, kebersihan, dan kesucian, sementara kendaraan bemo mewakili transportasi tradisional yang terjangkau dan mudah diakses oleh semua lapisan masyarakat. Dengan demikian, penampilan dan sarana transportasi yang dipilih oleh Bupati dan Wakil Bupati tidak hanya sekadar gaya, tetapi juga mengandung pesan nilai-nilai kesederhanaan dan keterbukaan dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin.
Kedekatan dengan Rakyat dan Ruang Publik
Langkah Bupati dan Wakil Bupati Konawe Kepulauan untuk bermacet-macetan di jalanan Ibukota menuju lokasi pelantikan kepala daerah merupakan bentuk nyata kedekatan dengan rakyat dan ruang publik. Dengan memilih kendaraan umum dan menempuh perjalanan bersama-sama, mereka berhasil menciptakan ikatan emosional dengan masyarakat dan memperlihatkan bahwa mereka adalah pemimpin yang dekat dan mudah dijangkau oleh siapapun. Tindakan ini juga memberikan contoh positif bagi pejabat lain untuk tetap terhubung dengan realitas sosial di tengah tugas-tugas resmi yang mereka emban.
Kepemimpinan Melalui Teladan
Penampilan dan tindakan Bupati Rifky Saifullah Razak ST dan Wakil Bupati Muhamad Farid, SE tidak hanya sekadar gaya, melainkan juga merupakan bentuk kepemimpinan melalui teladan. Dengan memilih untuk tampil sederhana, menggunakan transportasi umum, dan berinteraksi langsung dengan masyarakat, mereka memberikan contoh bagi para pemimpin lain untuk lebih dekat dengan rakyat dan tidak terpaku pada formalitas semata. Sikap ini mencerminkan kesadaran akan tanggung jawab sebagai pemimpin yang harus terus menjaga kepercayaan dan kedekatan dengan masyarakat yang dipimpinnya.
Kontribusi dan Harapan ke Depan
Dengan penampilan dan tindakan mereka yang luar biasa dalam acara pelantikan kepala daerah di Istana Negara, Bupati Rifky Saifullah Razak ST dan Wakil Bupati Muhamad Farid, SE dari Konawe Kepulauan berhasil menyampaikan pesan penting tentang kebersamaan, kesederhanaan, dan ketulusan dalam kepemimpinan. Kontribusi mereka dalam memperlihatkan teladan yang baik diharapkan dapat membawa inspirasi dan perubahan positif dalam budaya kepemimpinan di Indonesia, terutama dalam hal mendekatkan diri kepada rakyat dan mengabdi dengan tulus untuk kemajuan bersama.
Bupati dan Wakil Bupati Konawe Kepulauan telah menunjukkan kesederhanaan dan keberanian dengan memilih naik kendaraan bajaj dan menggunakan kostum putih-putih ala kepala daerah dalam perjalanan menuju lokasi pelantikan kepala daerah di Istana Negara. Tindakan mereka tersebut memiliki makna simbolis yang dalam, yaitu kesederhanaan, kebersamaan dengan rakyat, dan kepemimpinan melalui teladan. Penampilan dan tindakan tersebut memberikan inspirasi dan harapan baru untuk budaya kepemimpinan yang lebih dekat, terbuka, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, langkah-langkah tersebut tidak hanya membedakan mereka dari yang lain, tetapi juga menunjukkan jalan menuju kepemimpinan yang lebih baik dan berdampak positif bagi seluruh masyarakat. SK