JAKARTA, suarakendari.com- Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie melontarkan kritik pedas terhadap sistem skripsi yang berlaku di perguruan tinggi Indonesia. Dalam sebuah kesempata, Rabu (9/4/2025), ia menyoroti kecenderungan institusi pendidikan tinggi yang terlalu terpaku pada aspek administratif, alih-alih substansi dan dampak dari penelitian mahasiswa.
“Janganlah kita terlalu berfokus kepada prosedural. Prosedural itu enggak ada gunanya,” tegas Wamendiktisaintek. Ia mencontohkan, salah satu persyaratan umum dalam penyusunan skripsi adalah batasan jumlah halaman, yang menurutnya tidak relevan dengan kualitas penelitian. “Misalnya, kalau bikin skripsi di universitas, biasanya disyaratkan harus 100 halaman. Itu prosedural, bukan ukuran dari hasilnya.”
Lebih lanjut, Stella Christie memberikan perbandingan yang cukup menggelitik. Ia menyinggung karya monumental Albert Einstein, Teori Relativitas Umum, yang hanya terdiri dari beberapa halaman namun mampu mengubah lanskap ilmu pengetahuan dunia. “Sebagai anekdot, papernya Einstein tentang General Theory of Relativity itu cuman beberapa halaman, yang begitu mengubah dunia. Coba bayangkan kalau waktu itu Einstein belajarnya di Indonesia dan diharuskan menulis skripsi 100 halaman, tidak akan ada yang baca itu General Theory of Relativity,” ujarnya.
Kritik tajam ini menjadi sorotan penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Wamendiktisaintek menekankan bahwa fokus seharusnya bergeser dari pemenuhan persyaratan administratif semata menuju kualitas riset yang mendalam dan berdampak nyata.
Selain menyoroti sistem skripsi, Wamendiktisaintek juga menyerukan reformasi menyeluruh terhadap ekosistem riset di tanah air. Reformasi ini mencakup pemberian insentif yang menarik bagi para peneliti, mendorong kolaborasi yang lebih erat antara perguruan tinggi dan industri, serta diversifikasi sumber pendanaan riset yang tidak hanya bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurutnya, langkah-langkah ini krusial agar pendidikan tinggi di Indonesia dapat menjadi lebih fleksibel, memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat, serta relevan dengan perkembangan zaman yang terus bergerak cepat. Pernyataan Wamendiktisaintek ini diharapkan dapat memicu diskusi konstruktif di kalangan akademisi dan pemangku kepentingan pendidikan tinggi untuk bersama-sama mewujudkan sistem pendidikan yang lebih berkualitas dan berdaya saing. Sk