Asap membumbung dari tungku dapur, rumah Amin. Asap yang terus menerus mengepul membuat sebagian dinding bata dan parapara menghitam. Di bilah bilah besi yang jadi lapisan tungku tadi puluhan ikan gabus terpanggang pasrah. Seluruhnya sudah dibersihkan, insang dan isi perut dibuang. Amin mengikat bagian mulut dan ekor setiap gabus dengan seutas tali, sengaja dibuat bertemu membentuk oval agar mudah menggantungnya dan juga mudah memanggangnya.
Orang tolaki menyebut bou tinapo, atau ikan gabus panggang. Hanya sebagian besar warga amesiu menjualnya. Mereka menggantungnya di lapak kecil di depan rumah mereka persis di poros jalan penghubung Kendari-Konawe. Jalur yang cukup strategis karena memudahkan pembeli untuk mampir membeli langsung di pengepul.
Sentra penjualan bou panggang ini sudah ada sejak puluhan tahun silam. Sebenarnya tak hanya ikan gabus yang ada di lokasi ini, tetapi segala jenis ikan air tawar tersedia, diantaranya; ikan mujair, tawes, ikan janggot, ikan borubi hingga belut sawah ada di sini.
Seluruh bahan baku ikan diperoleh dari sungai analahumbuti yang mengalir membelah kawasan pemukiman penduduk serta penyuplai terbesar areal persawahan di konawe. Sungai besar ini berhulu dari pegunungan meluhu dan.memiliki percabangan dengan sungai konaweha, sungai terbesar di daratan konawe.Sebagaian ikan lagi diperoleh dari rawa –rawa besar terusan dari kawasan rawa aopa.
Bagi masyarkat amesiu, bou adalah penyambung ekonomi keluarga. Sebagain dari mereka bisa melanjutkan kehidupan dan berhasil menyekolahkan anak anak mereka dari usaha gabus bakar ini. “Sebagian besar masyarakat di sini (amesiu) memang petani sawah, dan sebagian lagi bekerja mencari ikan air tawar untuk dijual,”kata Amin.
Ikan gabus adalah sejenis ikan predatoryang hidup di air tawar. Ikan ini dikenal dengan banyak nama di berbagai daerah dan di daratan Sultra orang meyebut ikan bou, ikan dolak Kapuas Hulu, Kalbar, bocek dari riau, aruan, haruan rutiang dan lain-lain. Di Amerika disebut dengan berbagai nama seperti common snakehead, snakehead murrel, chevron snakehead, striped snakehead dan juga aruan. Nama ilmiahnya adalah Channa striata (Bloch, 1793). Ikan darat yang cukup besar, dapat tumbuh hingga mencapai panjang 1 meter. Ikan ini memiliki kepala besar agak gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead), dengan sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh bulat memanjang, seperti peluru kendali. Memiliki sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya.
Sisi atas tubuh—dari kepala hingga ke ekor—berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih, mulai dagu ke belakang. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata, bercoret-coret) yang agak kabur. Warna ini sering kali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam.
Ikan gabus biasa didapati di danau, sungai, rawa dan saluran-saluran air hingga persawahan . Ikan ini memangsa aneka ikan kecil-kecil dan berbagai hewan air lain termasuk katak.
Sebetulnya ikan gabus memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Ikan-ikan gabus liar yang ditangkap dari sungai, danau dan rawa-rawa di Indonesia kerap kali diasinkan sebelum diperdagangkan antar pulau. Gabus asin merupakan salah satu ikan kering yang cukup mahal harganya. Selain itu ikan gabus segar, kebanyakan dijual dalam keadaan hidup, merupakan sumber protein yang cukup penting bagi warga khususnya yang berdekatan dengan wilayah berawa atau sungai.
Bou atau gabus masuk dalam jenis ikan air tawar . Kaya nutrisi dan dipercaya mempercepat penyembuhkan luka operasi. Khasiat ikan gabus untuk penyembuhan luka sudah dikenal sejak lama. Perlu diketahui bahwa untuk mempercepat penyembuhan luka, diperlukan kadar albumin yang cukup pada tubuh Anda. Kadar albumin pada daging ikan gabus cukup tinggi sehingga membantu proses penyembuhan luka pada tubuh Anda. SK