KENDARI, suarakendari.com – Halaman Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara pagi ini (21/04/2025) dipenuhi warna-warni kebaya dan pakaian adat yang anggun. Ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), khususnya para perempuan, hadir dengan semangat memperingati Hari Kartini tahun 2025. Apel gabungan yang dipimpin langsung oleh Gubernur Sulawesi Tenggara, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, terasa istimewa dengan balutan tradisi dan harapan akan masa depan yang lebih cerah bagi kaum perempuan.
Tema “Mewujudkan ASTA CITA dengan menghadirkan 1000 Profesi Perempuan dan Gen Z” yang diusung dalam peringatan kali ini seolah menjadi penegas komitmen untuk terus mendorong peran serta aktif perempuan dalam berbagai bidang pembangunan di Sulawesi Tenggara.
Suasana khidmat terasa saat Gubernur membacakan sambutan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Arifah Fauzi. Kata-kata tentang keberanian Raden Ajeng Kartini yang melampaui zamannya, tentang perjuangannya menyuarakan ketidakadilan, kembali membangkitkan semangat emansipasi di hati para peserta apel.
Namun, peringatan Hari Kartini kali ini bukan sekadar mengenang masa lalu. Gubernur Andi Sumangerukka dengan penuh apresiasi menyoroti antusiasme para peserta, terutama kaum perempuan yang sejak subuh telah mempersiapkan diri dengan balutan busana adat.
“Saat saya datang, saya melihat semua berjalan dengan gaya masing-masing. Saya cukup tersentuh, karena pasti ada yang sudah bersiap dari subuh. Ini adalah bentuk nyata dari perjuangan ibu-ibu dalam menghormati nilai-nilai Kartini, termasuk dalam mengenakan busana adat Kartini,” ungkapnya dengan nada kagum.
Lebih dari sekadar simbol, kehadiran para perempuan berkebaya dan berpakaian adat di apel pagi itu menjadi representasi nyata dari semangat Kartini yang terus hidup dan relevan. Semangat untuk berjuang, untuk berkontribusi, dan untuk menghormati nilai-nilai luhur bangsa.
Gubernur juga menekankan bahwa perjuangan Kartini belumlah usai. Tantangan di berbagai sektor masih menanti untuk diatasi bersama. Namun, ia optimis melihat potensi besar yang dimiliki oleh generasi penerus, para “Kartini-kartini masa kini” yang hadir di hadapannya. “Masih banyak perjuangan yang harus kita lanjutkan untuk kemajuan Sulawesi Tenggara yang kita cintai. Saya tahu, di hadapan saya ini ada generasi penerus—Kartini-kartini masa kini—yang siap berkontribusi bagi bangsa dan daerah,” ujarnya penuh harap.
Di penghujung apel, ucapan terima kasih tulus dari Gubernur kepada seluruh peserta, khususnya atas semangat dalam menjunjung tinggi budaya dan nilai perjuangan perempuan Indonesia, menjadi penutup yang manis. Peringatan Hari Kartini di Sulawesi Tenggara kali ini bukan hanya seremonial belaka, tetapi juga momentum untuk merefleksikan diri, memperkuat komitmen, dan bersama-sama melangkah maju mewujudkan perempuan berdaya dan anak terlindungi, demi Indonesia Emas 2045. Semangat Kartini terus bersemi di Bumi Anoa, menginspirasi setiap perempuan untuk menjadi agen perubahan bagi daerah dan bangsa. Sk