Kisah anak-anak pelosok berjuang sekolah seolah tak ada habisnya. Inilah yang terjadi pada siswa-siswi SMPN Satu Atap Konawe Selatan di Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan. Mereka terpaksa berjalan kaki berkilo-kilo meter menyusuri pesisir laut di desa mereka demi untuk bisa bersekolah. Mereka harus berburu dengan waktu melewati surutnya air laut agar tidak terjebak air pasang.
Tak hanya itu, para siswa siswi harus melewati beberapa tebing batu yabg licin, belukar dan pepohonan tumbang di pinggir laut yang menghalangi perjalanan mereka. Video anak anak kini tersebar luas di jagad media social setelah salah satu siswa bernama Marno laonti menggugahkan di laman facebook miliknya dan memberi judul perjalanan siswa siswi smp satap 1 konsel menuju sekolah.
Video yang banyak menyedot perhatian publik ini diunggah tahun 2019 silam dan telah ditonton ribuan orang.
Perjuangan anak laonti bersekolah dengan berjalan kaki berkilo meter ini tak lepas dari tidak adanya infrastruktur jalan umum di daerah ini sejak Indonesia merdeka hingga kini.
Pemerintah Konawe selatan baru tahap merintis jalan darat yang menghubungkan antardesa di laonti sejak 2018 yang dimulai dari perbatasan kecamatan kono timur di Desa Langgapulu ke Desa Wisata Namu, Kecamatan Laonti.
“Ini tuntutan warga sejak lama menginginkan adanya infrastruktur jalan, makanya saat ini Kami membangun sarana jalan untuk measyarakat di sana, karena selama ini masyarakat laonti hanya mengandalkan armada laut untuk beraktifitas,”kata Surunuddin, Bupati Konawe Selatan, saat peninjauan pembangunan jalan lingkar Laonti, di Desa Namu, berapa waktu lalu.