BAUBAU—Penggunaan SP4N Lapor menjadi pintu awal transformasi digital. Demikian dikatakan Pj Wali Kota Baubau Dr H Muh Rasman Manafi, SP, M.Si saat membuka kegiatan pembinaan dan pemberdayaan Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) dan sosialisasi serta penandatanganan komitmen perangkat daerah Kota Baubau dalam penggunaan aplikasi Sp4n lapor, sebagai kanal aduan masyarakat Kota Baubau Rabu (28/8/2024).
Saat ini menurut Dr H Muh Rasman, Pemkot Baubau sudah mempunyai Komunitas Informasi Masyarakat dan salah satu target utamanya sesungguhnya agar informasi masyarakat yang beredar itu bisa seimbang. Ada yang mengkonfirmasi atau kalau ternyata informasi itu meresahkan ada yang mengadu agar pemerintah segera mengambil langkah.
Kalau di level pemerintah sebelum pihaknya menjabat atau selama menjabat ada yang belum tertangani sehingga pihaknya menyarankan agar jangan bercurhat di kanal yang tidak tepat. Kominfo bahkan secara nasional mempunyai saluran untuk menerima keluhan atau masukan.
”Sebelum ada sosialisasi ini juga, sejak saya menjabat saya sudah menyampaikan kepada camat, lurah, ketua RT, RW, para kadis ada link sosmed saya silahkan sampaikan kesitu. Karena kalau disampaikan dikanal yang adminnya tidak bisa dipertanggungjawabkan susah kita tanggapi. Bisa jadi informasi itu benar cuma disalurkan ke tempat yang tidak bisa kita klasifikasi makanya masalah tidak bisa kita tangani. Pemerintah kota juga mempunyai kanal untuk mengadu, untuk menyampaikan sesuatu. Dan sampaikan disitu agar pemerintah akan mendokumentasikan untuk penanganan.
Kemudian, bisa melakukan penanganan terhadap masalah yang dihadapi,”ujarnya.
Orang nomor satu di Kota Baubau ini menegaskan masyarakat sejak perubahan perencanaan pembangunan yang dari bawah ke atas (bottom up) sudah menjadi subjek pembangunan. Padahal, masyarakat yang lebih tahu apa yang mereka butuhkan. Sehingga untuk hal ini pihaknya ingin menyampaikan kepada penyelenggara pemerintahan baik di OPD, camat, lurah termasuk RT RW yang menjadi ujung tombak dipastikan semua informasi yang menjadi kebutuhan masyarakat itu ditahu mana prioritas yang akan ditangani sesuai dibidang karena itu tugas.
”Jangan nanti masyarakat sudah mengeluh, sudah ribut baru diketahui ada masalah itu, keliru. Jadi perbanyaklah interaksi memahami masalah yang ada. Saya juga meyakini bahwa kalau pola ini yang kita bangun maka tidak ada masalah yang “meledak”, pasti masalah itu kita sudah tahu lebih awal dan sudah ada solusinya. Hanya saja belum ketemu cara mengambil solusinya,”tutupnya.
PPID UTAMA BAUBAU