Burung merupakan salah satu jenis satwa yang banyak digemari manusia baik untuk dikonsumsi maupun untuk dipelihara sebagai hewan peliharaan. Kegemaran manusia ini menyebabkan banyak jenis burung menjadi punah dan atau sudah terancam punah sehingga perlu dilindungi dan dilestarikan. Salah satunya melalui monitoring habitat dan pendugaan populasi burung oleh tim Balai Taman Nasional Wakatobi (TNW) di wilayah seksi pengelolaan Tomia-Binongko.
Saya berkesempatan ikut kegiatan monitoring burung bersama kawan-kawan petugas Balai Taman Nasional Wakatobi (TNW) di wilayah seksi pengelolaan Tomia-Binongko.
Tim monitoring burung kali ini berjumlah 6 orang, jumlah yang cukup untuk melakukan monitoring burung. Lokasi monitoring di wilayah ini terdapat di Pulau Binongko, Pulau Lintea dan Pulau Sawa. Pada kesempatan ini saya bergabung dengan tim monitoring burung di Pulau Sawa.
Pulau Sawa merupakan pulau kecil dekat Pulau Tomia yang tidak berpenghuni, namun diklaim oleh beberapa warga sebagai bagian dari tanah milik yang ditandai dengan adanya kebun kelapa di pulau ini.
Pulau ini relatif datar ditumbuhi sebagian besar vegetasi jenis kelapa, cemara pantai, mangrove, pandan laut, mengkudu, dan tumbuhan semak.
Pulau ini dikelilingi oleh pantai pasir putih yang sangat indah, sayangnya sedikit kotor karena sampah plastik yang terbawa oleh arus dan tidak ada yang membersihkan.
Untuk menuju ke Pulau Sawa, Saya dan tim menggunakan kapal yang biasa disebut pompong oleh masyarakat. Kami harus menyewa kapal pompong karena lebih efektif digunakan saat air surut dan lebih hemat bahan bakar. Harga sewa kapal Rp.600.000 untuk dua kali trip, yakni, pengantaran dan penjemputan dari Pulau Tomia ke Pulau Sawa.
Dalam kegiatan monitoring burung, pengamatan dan identifikasi jenis burung dilakukan pada pagi hari dan sore hari. Waktu tersebut dianggap waktu yang tepat karena pertimbangan pagi hari merupakan waktu burung keluar sarang untuk mencari makan dan sore hari merupakan waktu burung untuk kembali ke sarang untuk istirahat.
Ada pelajaran religius yang bisa kita petik dari perilaku burung. Di waktu pagi hari, burung keluar sarang dengan perasaan gembira dan optimis untuk mencari makan untuk dirinya dan anaknya.Walaupun dalam keadaan lapar, burung tetap berkicau dan akan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang dan membawa makanan untuk anaknya.
Karena itu, manusia pun seharusnya demikian, apalagi diberikan kelebihan akal oleh Allah. Sehingga keyakinan akan rezeki yang berkah akan diperoleh setiap hari dengan izin Allah. Tak perlu khawatir dan ragu tidak akan kebagian rezeki, sepanjang ada usaha atau ikhtiar yang dilakukan.
Kembali ke persoalan monitoring burung. Menyesuaikan dengan waktu pengamatan burung, kami harus stay di Pulau Sawa dari pagi hari jam 05.30 pagi hingga sore hari. So, jadilah kami serasa anak pulau yang berada di pulau tak berpenghuni. Karena harus stay selama hampir setengah hari, kami harus membawa bekal makanan dan minuman.
Untuk wilayah Taman Nasional Wakatobi, jenis burung yang banyak ditemui adalah jenis burung pantai/laut sesuai habitatnya seperti burung kuntul, trinil, cekakak, kekep, cangak, kokokan laut, angsa batu kaki merah, cikalang dan jenis burung lainnya.
Terdapat juga Jenis burung yang biasa dijumpai di hutan dataran rendah seperti jenis burung pleci/kacamata, kepodang kuduk hitam, elang laut perut putih, raja udang, madu sriganti, gosong kaki merah, perkici, gagak hitam, kakatua jambul kuning dan jenis burung lainnya.
Khusus jenis burung kakatua jambul kuning merupakan jenis burung yang dilindungi sedangkan jenis burung kacamata/pleci wangi-wangi merupakan endemik di Wakatobi khususnya Pulau Wangi-wangi.
Satwa endemik adalah satwa khas yang mendiami suatu wilayah dan hanya ada di wilayah tersebut dan tidak terdapat di wilayah lain.
Untuk monitoring kali ini kami menemukan sebagian jenis-jenis yang telah diuraikan sebelumnya. Data hasil monitoring nantinya akan diolah dan dianalisa untuk penghitungan dugaan populasinya.
Kondisi habitat burung di Pulau Sawa relatif masih baik, namun terdapat beberapa lokasi yang mengalami abrasi pantai dan kebakaran lahan, karenanya upaya konservasi jenis burung tidak hanya terhadap species nya saja tetapi juga perlindungan terhadap habitat atau ekosistemnya. **
Naskah & Foto
Jimi, Petugas Balai Taman Nasional Wakatobi