Wabah korona telah menyemat sejarah bagi Kota Kendari, kala pemerintah kota kendari dengan berani melakukan penguncian kota selama tiga hari lamanya. Walikota Kendari, Sulkarnaen, melalui instruksinya mengajak warga melakukan aktifitas total dalam rumah. Warga pun patuh, tak keluar rumah.
Kondisi yang membuat kota ibarat kota mati. Jalan raya menjadi sepi di mana sejak pagi, tidak ada kendaraan yang lewat. Baik angkutan umum, ojol, pemilik kendaraan pribadi seolah kompak libur. Padahal di hari biasa, baik sebelum wabah maupun setelah masa pandemic aktifitas di jalan raya seolah tak pernah mati.
Tak hanya jalan raya yang sepi, pertokoan, pasar-pasar dan pusat perbelanjaan modern juga tertutup rapat. Ini terlihat seperti di Pasar Mandonga, Pasar Kota, Pasar Lelang, Pasar Panjang, Pasar Andonohu hingga ke perbatasan tidak ada aktifitas sama sekali.
Kepatuhan warga atas instruksi walikota kendari nampaknya patut diacungi jempol, karena dengan kesadaran yang tinggi untuk tetap tinggal di rumah diyakini wabah korona akan segera teratasi.
Kini setahun berlalu, aktofitas kota kendari kembali seperti sedia kala. Kepatuhan menjaga protokol kesehatan juga berangsur hilang, karena di jalanan maupun di tempat keramaian lebih banyak masyarakat yang tidak lagi menggunakan masker ketimbang yang menggunakan masker. Begitu pula himbauan untuk menjaga jarak dan cuci tangan sama sekali sudah tidak ada lagi.
Apakah ini pertanda pandemic covid 19 sudah menghilang atau karena melemahnya pengawasan sehingga membuat masyarakat seolah tidak lagi perduli pandemic yang masih berlangsung.
SK