Kultur

Mengenal Ritual Adat “Gorana Oputa” di Baubau

×

Mengenal Ritual Adat “Gorana Oputa” di Baubau

Sebarkan artikel ini

BAUBAU, suarakendari.com–Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tetap mempertahankan dan melestarikan ritual adat Gorana Oputa yang merupakan tradisi adat dalam menyambut peringatan Maulid Nabi besar Muhammad Salallahu Alaihi Wasallam.

Pada masa Kesultanan Buton tradisi Gorana Oputa oleh sara Ogena (Sultan dan perangkat-perangkatnya) dengan melibatkan sara kidina (Perangkat masjid agung keraton) sebagai pembaca barasanji dan doa. Pada saat ini, Pemkot Baubau melalui Pj Wali Kota Baubau Dr Muh Rasman Manafi, SP, M.Si juga menggelar ritual adat Gorana Oputa pada Minggu malam (14/9/2024) tepat jam 24 00 Wita di rujab Wali Kota Baubau dengan melibatkan sara kidina (perangkat masjid agung keraton).

Kepada sejumlah media Pj Wali Kota Baubau mengungkapkan, tradisi Gorana Oputa pada tahun 2024 ini terasa sangat istimewa harinya sama persis dengan Maulid Nabi besar Muhammad Salallahu Alaihi Wasalam dan waktunya juga jarang-jarang terjadi pada malam Senin.”Semoga ini menjadi barokah juga buat negeri kita Kota Baubau dan Gorana Oputa ini tradisi kita yang diadakan setiap tahunnya dan menjadi salah satu kebanggaan kita juga,”ungkapnya.

Ditambahkan, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya termasuk mengharapkan tentu barokah dari Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wasalam yang diharapkan syafaatnya maka tentunya dengan adanya kegiatan Gorana Oputa sangat penting dan strategis. Apalagi, satu hal bahwa kegiatan Gorana Oputa ini dilaksanakan pada jam 12 malam dan setelah itu masyarakat Kota Baubau menyambut untuk memperingatinya.

Sementara itu, ritual adat Gorana Oputa yang telah dilaksanakan sejak masa pemerintahan Sultan Dayanu Ikhsanuddin pada Tahun 1629 Masehi tersebut, merupakan momentum bagi pemimpin negeri untuk mendoakan keselamatan negerinya, agar rakyat selalu hidup sejahtera, damai, dan sentosa.
Selain itu, ritual Gorana Oputa juga merupakan kesempatan bagi pemimpin negeri, bersama para perangkat Masjid Agung Keraton untuk melaksanakan Haroana Maludhu, yang kemudian disusul oleh masyarakat yang beragama Islam pada keesokan harinya.

PPID UTAMA BAUBAU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *