Kendari, suarakendari.com- Berbagai cara pedagang menyiasati kenaikan harga sembako seperti minyak goreng, terigu, dll. Ada yang menaikkan harga jual, namun ada juga yang memilih membatasi penjualan. Inilah yang dilakukan Aan, pedagang ayam geprek di kawasan andonohu kendari.
“Saya tidak menaikan harga jual, harganya tetap, tapi porsi penjualan yang saya kurangi. Kalo dulu bisa sampai 100 pcs, sekarang saya pangkas tinggal 50 psc saja,”ungkapnya.
Ini dilakukan agar menghindari porsi yang tak terjual. “Kan sayang bikin banyak tapi ayam gepreknya tidak laku terjual,”kata Aan.
Bahkan, lanjut Aan, dirinya hanya menerima orderan saja, sebab, itu lebih jelas penghaailannya. ” Kalo hanya berharap orang datang beli, itu beresiko, sebab daya beli masyarakat kita menurun,”katanya.
Layanan online juga menjadi jurus jitu bagi pria yang masih menenmpuh pendidikan tinggi di salah satu univesitas di kendari. “Biasanya saya open order, jadi bikin stok terbatas lalu di lempar ke media social,”ujarnya.
Meski harga minyak goreng selangit, namun kualitas ayam geprek miliknya tetap nomor satu. Selama ini pria lajang ini tetap menggunakan minyak premium berkualitas dengan merek terkenal, “Saya menjaga lebih menjaga kualitas, jadi tidak menggunakan minyak merek lain selain minyak premium sebagai jaminan kualitas untuk pelanggan setia saya,”ungkapnya. Sk