Berada jauh 50 Kilo Meter (KM) dari Ibu Kota kabupaten kolaka Timur (Koltim), tidak menyurutkan semangat 70 kepala keluarga, yang berada di Dusun Dua Mattirodecceng, Desa Wundubite, kecamatan Poli-Polia, untuk tetap bertahan hidup dengan kondisi seadanya dan infrastruktur jalan yang sangat memperihatinkan.
Kuda mesin yang di pacu dengan sangat perlahan. Nampaknya, masih sangat sulit untuk beradaptasi dengan jalan yang harus di lalui. Beberapa kali kami harus terjatuh untuk bisa melanjutkan perjalanan, ke Dusun yang berbatasan dengan kecamatan Baula Kabupaten Kolaka Tersebut.
Dua jam perjalanan yang melelahkan.Akhirnya bisa sampai ke Dusun Mattirodecceng Desa Wundubite. Suasana sunyi sangat terasa pada pagi hingga sore hari, ketika warganya sedang sibuk berkebun untuk mencari nafkah.
Perkampungan yang di dominasi suku bugis tersebut, merupakan warga pendatang dari sulawesi selatan (Sulsel), yang merantau di tanah Koltim.
Beberapa warga yang di temui mengatakan, mereka telah bertahun tahun menempati kampung tersebut. “Saya sudah 19 Tahun tinggal di sini. Dulunya bercocok tanam kakao. Tapi sekarang sudah di ganti dengan tanaman cengkeh dan merica, di karenakan umur kakao yang sudah tua dan susah untuk berbuah,” ungkap Burhan, warga Dusun Dua Mattirodecceng, Desa Wundubite.
Menurut Burhan, untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari hari. Mereka harus turun gunung dan keluar hutan untuk membeli segala perlengkapan rumah tangga.
“Alhamdulillah, saat ini masyarakat sudah bisa bernapas lega. Karena Kamaruddin selaku kepala Desa Wundubite, telah membukakan jalan untuk kami dengan menggunakan anggaran Dana Desa (ADD),” jelasnya.
Saat di temui kepala desa Wundubite Kamaruddin mengatakan, pembukaan jalan yang kami lakukan, merupakan bentuk perhatian pemerintah Desa kepada warganya. “Kasian kalau setiap hari warga saya harus melewati jalan sempit dan berbatu. berdasarkan RAB, jalan harusnya di kerja sepanjang 1KM. Tapi karena bentuk kepedulian Sosial, pembukaan jalan di kerjakan sepanjang 4 KM,” Ungkapnya. (Sawal)