Peristiwa

Kalibata Bergerak: Rezim Berganti, Konsisten Kawal Demokrasi

×

Kalibata Bergerak: Rezim Berganti, Konsisten Kawal Demokrasi

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, suarakendari.com– Dalam suasana politik yang penuh ketidakpastian, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta kembali menggelar acara “Kalibata Bergerak” sebagai respons terhadap pelantikan presiden dan wakil presiden baru, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Acara yang bertajuk “Rezim Berganti, Konsisten Kawal Demokrasi” ini menjadi ruang bagi masyarakat untuk berkumpul, berekspresi, dan membangun solidaritas dalam menghadapi tantangan baru terhadap kebebasan sipil dan demokrasi.

Ketua AJI Jakarta, Irsyan Hasyim dalam pidatonya menyatakan, melalui Kalibata Bergerak pihaknya bermaksud untuk menyuarakan perlawanan terhadap potensi memburuknya iklim demokrasi di bawah pemerintahan yang baru.

“Kami mengadakan acara dengan konsep semi hura-hura ini untuk memastikan bahwa rezim yang baru tidak menjadi mimpi buruk bagi kebebasan pers maupun kebebasan sipil. Model perlawanan seperti ini dipilih agar muncul asa dalam kesuraman kondisi politik tanah air,” kata Irsyan, usai acara Kalibata Bergerak, Sabtu, 12 Oktober 2024.

Acara ini, lanjut Irsyan, dipilih sebagai antitesis dari kekuatan politik yang cenderung menggerus kebebasan dan hak asasi manusia. Dengan suasana pesta kecil yang independen, AJI Jakarta ingin menumbuhkan semangat optimisme dan kewarasan di tengah kegelapan politik saat ini.

“Harapan dari semangat kewarasan ini terpancar dari pesta kecil dan independen seperti Kalibata Bergerak,” ungkap Irsyan.

Dalam acara ini, AJI Jakarta menegaskan posisinya untuk “tegak lurus sebagai antitesis bagi para bromocorah politik,” sebagai wujud perlawanan terhadap ancaman kebebasan pers, berekspresi, dan berkumpul.

Kalibata Bergerak diisi dengan berbagai acara, termasuk orasi perjuangan dari aktivis dan AJI Jakarta, dan penampilan musik dari musisi independen yang membawakan lagu-lagu bertema demokrasi dan kebebasan.

Melalui acara ini, AJI Jakarta ingin mengingatkan bahwa transisi kekuasaan bukan berarti kebebasan bisa dikorbankan. Sebaliknya, masyarakat sipil harus tetap kritis, aktif, dan bersatu dalam mengawal jalannya demokrasi di Indonesia. SK

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!