BOLA

Hegemoni PSG di Ligue 1, Menatap Panggung Eropa

×

Hegemoni PSG di Ligue 1, Menatap Panggung Eropa

Sebarkan artikel ini
FB IMG 1743946894138

SUARAKENDARI.COM-Gelar Ligue 1 ke-10 dalam 12 musim terakhir bukan lagi sekadar pencapaian bagi Paris Saint-Germain. Lebih dari itu, ini adalah penegasan status mereka sebagai kekuatan dominan yang telah menjadikan supremasi di sepak bola Prancis sebagai sebuah rutinitas, bukan lagi sebuah kontes yang sengit.

FB IMG 1743946912125Keunggulan 24 poin yang mencolok atas AS Monaco, dengan enam pertandingan tersisa, adalah bukti tak terbantahkan bahwa mereka telah mengamankan mahkota musim ini. Kisah yang terukir adalah narasi tentang sebuah klub yang beroperasi di dimensi yang berbeda dengan para pesaingnya, sebuah mesin yang disetel sempurna untuk meraih kesuksesan domestik tanpa henti.
Skuad asuhan Luis Enrique tampil begitu kejam dan efisien.

Kemenangan telak 6-1 atas Saint-Étienne delapan hari lalu adalah demonstrasi kekuatan yang lain, sebuah pernyataan tegas bahwa, bahkan dengan perubahan dan evolusi tim, cengkeraman mereka pada sepak bola Prancis tetaplah kokoh. Kemenangan gemilang atas Les Verts itu juga memperpanjang rekor tak terkalahkan mereka di laga tandang menjadi 38 pertandingan, sebuah pencapaian luar biasa yang hanya mampu disamai oleh AC Milan di lima liga top Eropa pada periode 1991-1993.

Meskipun kemenangan tipis 1-0 atas Angers pada Sabtu lalu mungkin tidak terlalu impresif secara skor, hasil tersebut cukup untuk mengunci gelar yang memang sudah tak terhindarkan.
Bahkan, PSG berpotensi menjadi satu-satunya tim di liga utama Prancis yang mampu mempertahankan rekor tak terkalahkan sepanjang musim.

Sebuah prospek yang, meski membanggakan bagi klub, justru menimbulkan pertanyaan tentang nilai kompetitif Ligue 1 secara keseluruhan. “Kami telah menjadi tim terbaik sejak awal musim. Kami sudah menjadi juara selama berminggu-minggu sekarang,” ujar Enrique kepada wartawan minggu lalu, menyiratkan bahwa dominasi mereka memang sudah terasa jauh sebelum kepastian matematis diraih. Catatan impresif Enrique sendiri, dengan hanya dua kekalahan dari 61 pertandingan liga bersama PSG, semakin memperkuat narasi superioritas mereka.

Menariknya, kepergian megabintang Kylian Mbappé ternyata tidak menggoyahkan cengkeraman PSG. Sebaliknya, hal ini justru menumbuhkan pola pikir yang lebih kolektif dalam tim, yang terbukti efektif ketika mereka berhasil menyingkirkan Liverpool di babak 16 besar Liga Champions. Ousmane Dembélé tampil gemilang mengisi kekosongan yang ditinggalkan Mbappé, bermain efektif sebagai false nine dan telah mengoleksi 23 gol musim ini. Penampilannya yang impresif bahkan memicu spekulasi tentang potensi tantangan untuk meraih Ballon d’Or.

Transformasi PSG di bawah arahan Luis Enrique tidak hanya terbatas pada dominasi di Ligue 1. Meskipun bayang-bayang kegagalan di kompetisi Eropa masih menghantui, kemajuan signifikan mereka dengan menyingkirkan Liverpool memberikan isyarat tentang PSG yang baru dan lebih tangguh. Kini, babak perempat final melawan Aston Villa menanti, dan setelah itu, final Piala Prancis melawan Stade de Reims akan menjadi ujian lain bagi rasa lapar dan mentalitas juara PSG.

Dengan gelar liga yang sudah dalam genggaman, tantangan utama bagi Luis Enrique saat ini adalah menjaga para pemainnya tetap tajam dan fokus mereka tidak goyah. “Ini tentang motivasi,” kata Enrique, yang sempat mendapat kritik saat PSG mengalami sedikit kesulitan di awal musim. “Kami punya tujuan besar untuk dikejar.” Pelatih asal Spanyol itu menambahkan pada Sabtu lalu, “Kami masih punya pertandingan penting untuk dimainkan guna menjaga keadilan di kejuaraan, dan kami ingin finis tanpa terkalahkan.”

Bagi Paris Saint-Germain, Ligue 1 kini terasa seperti sebuah parade kemenangan. Namun, seperti musim-musim sebelumnya sejak Qatar Sports Investments (QSI) mengambil alih klub pada Juni 2011, kesuksesan musim ini pada akhirnya akan dinilai berdasarkan apa yang terjadi selanjutnya – upaya mereka untuk meraih supremasi kontinental, satu-satunya trofi bergengsi yang selama ini terus luput dari genggaman mereka. Akankah musim ini menjadi tahun di mana dominasi domestik PSG akhirnya berbuah manis di panggung Eropa? Waktu yang akan menjawab.

Sk