Kendari, suarakendari.com- Dinas Tenaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Bersama Dinas Pertanian se-Sultra terus mendampingi petani di tengah Dampak Perubahan Iklim (DPI) Banjir yang melanda Bumi Anoa.
Dampak Perubahan Iklim (DPI) yang menyebabkan banjir menjadi masalah yang menimpa beberapa lokasi persawahan di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kepala Distanak Provinsi Sultra, Dr. La Ode Muhammad Rusdin Jaya, mengatakan, adanya banjir ini dapat memberikan pengaruh terhadap pola tanam dan biaya produksi pertanian sehingga berimbas kepada hasil pertanian dan pendapatan petani yang lahan pertaniannya terdampak banjir saat pertanaman berlangsung.
“Sebut saja beberapa titik di Kabupaten Konawe yang merupakan salah satu lumbung pangan di Provinsi Sulawesi Tenggara, puluhan hektar sawah dan ladang terendam banjir akibat curah hujan yang tinggi,” jelasnya.
Rusdin melanjutkan, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara tentu tak tinggal diam, selain pemantauan dan pendampingan kepada seluruh wilayah se-Sultra terdampak banjir yang terus dilakukan, penyuluh pertanian masing-masing kabupaten/kota juga mendampingi petani terdampak serta mengambil langkah-langkah solusi dan antisipasi.
“Kami melakukan pendekatan pompanisasi untuk menyedot lahan pertanaman yang terkena DPI banjir, mempersiapkan benih baru bagi lokasi terdampak, serta mempersiapkan pupuk dan alsin pada brigade-brigade di tingkat kabupaten untuk mempercepat penanaman baru di lokasi yang terdampak,” jelasnya.
“Untuk pertanaman di Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan, Distannak Sultra sudah empat kali berkunjung ke lokasi dimaksud. Lokasi pertanaman yang dilanda banjir adalah lahan yang dekat rawa dimana setiap musim hujan rawan diluapi oleh air sehingga bisa merendam pertanaman yang ada. Mengingat lokasi tersebut *gampang* banjir, oleh karena itu dibutuhkan kesatuan gerak dan sinkronisasi program antar stakeholder, sambung Rusdin.
Ia juga menjelaskan, melulai petani, diharapkan tidak menanam pada wilayah yang mudah banjir.
“Tentu kami senantiasa berkoordinasi dengan stakeholder terkait, misalnya Dinas Pertania kabupaten setempat agar selalu mengedukasi petani di wilayah Kecamatan Mowila untuk mencari lokasi yang aman bagi pertanaman, Dinas PUPR agar melakukan perbaikan tanggul dan irigasi di wilayah persawahan,” ungkap Rusdin.
Distannak Sultra turut merasakan kepedihan para petani di wilayah terdampak banjir.
“Oleh karena itu, mari mengambil langkah cepat dan solutif secara bersama agar produksi tanaman pangan kita terus meningkat, petani sejahtera, sehingga ketahanan pangan kita terus terjaga,” tandas Rusdin. (Adv)