SUARAKENDARI.COM-
Legenda tinju dunia, George Foreman, baru-baru ini mengenang kembali salah satu momen paling ikonik dalam kariernya, yakni kekalahannya dari Muhammad Ali dalam pertarungan legendaris “Rumble in the Jungle” pada tahun 1974. Meskipun kekalahan tersebut terasa pahit, Foreman mengaku bahwa momen itu justru menjadi titik balik yang mengubah hidupnya.
“Saya sempat vakum dari dunia tinju selama 10 tahun, dan satu-satunya gambar yang saya simpan adalah saat Muhammad Ali menjatuhkan saya,” ungkap Foreman dalam sebuah wawancara.
“Saya menyimpan gambar itu dan sering melihatnya, terutama karena saya menyadari betapa besarnya momen itu bagi olahraga tinju. Itu membuat saya rendah hati.”
Foreman mengakui bahwa kekalahan itu tidak pernah terlupakan, dan justru menjadi motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. “Itu membuat saya menjadi orang yang jauh lebih baik daripada saya yang menjatuhkannya,” tambahnya.
Pertarungan “Rumble in the Jungle” yang berlangsung di Kinshasa, Zaire (kini Republik Demokratik Kongo), dianggap sebagai salah satu pertarungan tinju terbesar sepanjang masa. Dalam laga tersebut, Foreman yang saat itu berstatus juara dunia kelas berat, harus mengakui keunggulan Ali yang lebih berpengalaman.
Kekalahan itu memang menyakitkan, tetapi Foreman mampu bangkit dan meraih kesuksesan yang lebih besar di kemudian hari. Ia menjadi juara dunia kelas berat tertua dalam sejarah pada usia 45 tahun, dan pensiun dengan rekor 76 kemenangan (68 KO) dan 5 kekalahan.
Kisah George Foreman ini menjadi bukti bahwa kekalahan bukanlah akhir dari segalanya. Dengan ketekunan dan semangat pantang menyerah, seseorang dapat bangkit dan meraih kesuksesan yang lebih besar. SK