Konsel, suarakendari.com-Gelombang tinggi kini jadi momok bencana yang terus menghantui warga di pesisir, setiap tahunnya kerap saja menghantam desa-desa di sepanjang wilayah pesisir di Sulawesi Tenggara. Di Kabupaten Konawe Selatan misalnya, gelombang tingginyangbterjadi di musim timur antara Juni-Agustus selalu menyisakan kerusakan serius pada sejumlah sarana fasilitas jalan desa.
Seperti yang terekam beberapa waktu lalu di sejumlah desa di Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan.
Desa-desa seperti Batu Jaya, Namu, Malaringgi, hingga Desa Labota One, Kecamatan Laonti, Konawe Selatan menjadi daerah yang kerap merasakan dampak, dimana, jalan setapak yang dibangun dari sistem rabat sepanjang kurang lebih satu kilo meter mengalami kerusakan sangat parah. Infrastruktur jalanan yang terbuat dari timbunan batu karang yang dilapisi campuran semen disepanjang pantai porak poranda.
“Warga terpaksa harus bergotong royong memperbaiki jalan desa yang mengalami kerusakan tersebut,”kata Halim, warga Labota One.
Bahkan, pada beberapa tahun lalu, jalan di desa yang baru berumur setahun dari program PNPM Mandiri dan sebagian lagi atas swadaya masyarakat hancur dihajar gelombang “saat itu gelombang cukup tinggi, jalan rabat yang baru dibangun mengalaki kerusakan berat,”ungkap Halim.
Tak hanya jalan desa yang rusak, sebagian rumah-rumah nelayan yang umumnya berada dipinggir pantai juga sebagai mengalami kerusakan. Bahkan ada rumah, pondasinya dan tembok mengalami retak-retak.
Kondisi yang sama dialami warga di desa batu jaya, dimana bencana gelombang tinggi merobohkan pohon kelapa dan merusak infrastruktur jalan desa yang dibangun. Sebagai solusi agar terhindar dari terjangan gelombang tinggi warga secara bergotong royong membangun tanggul penahan gelombang dan menancap tonggak kayu disepanjang sisi depan tanggul.TM