Proses penurunan angka stunting di Koltim, terus digalakkan pemerintah daerah atau Pemda Koltim, untuk itu, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), menggelar kegiatan prioritas rencana aksi nasional percepatan penurunan stunting, dengan strategi intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Salah satu kegiatan untuk mendukung strategi tersebut adalah Audit Kasus Stunting (AKS). DPPKB melaksanakan Evaluasi RTL AKS Semester II Kabupaten Koltim, yang bertempat di Aula Dinas PPKB Koltim, Kamis, (14/12/2023).
Kepala DPPKB Koltim Badwi SPd menyampaikan, Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, menunjukkan angka prevalensi Koltim sebesar 23,7 persen. Sehingga, perlu kerja sama seluruh lapisan masyarakat mulai dari keluarga, masyarakat, pemerintah desa hingga pemerintah daerah dan mitra lainnya untuk mengatasi stunting ini.
”Kenapa ini perlu dan sangat penting, agar kita bisa berkontribusi dalam pencapaian angka prevalensi stunting sebesar 14 persen di Tahun 2024,’’ pintanya.
Dalam kegiatan ini para narasumber memaparkan terkait progres intervensi yang telah dilakukan pada sasaran AKS di Desa Keisio Kecamatan Lalolae, yakni Catin 1 Orang, Bumil 2 Orang, Baduta 2 Orang dan Balita 1 Orang).
Harapan kedepannya semua sasaran dari calon pengantin atau remaja, ibu hamil, ibu nifas, baduta, dan balita. Bisa diintervensi maksimal melalui Program Bapak Bunda Asuh Anak Stunting.
Sejumlah narasumber ini, yakni Kristiani Oklin Lisa Sidupa Amd Keb SKM Kabid KS DPPKB Kabupaten Koltim, Alchamdani SKM MKL Technical Assistant Koltim, dan Erlangga AmdGz. (Diskominfo)
