Kisah tercecer dari Pekan Olah Raga Provinsi Sulawesi Tenggara ke XIV tahun 2022 yang diselenggarakan di Kabupaten Buton dan Kota Baubau. Sederet cerita mewarnai perjalanan pesta olah raga bergengsi di bumi wolio selama lebih dari sepekan pertandingan berlangsung.
Suara kendari mencoba meramu momen-momen penting tak terlupakan dari para atlet, official tim, manajer, tim medis hingga panitia penyelenggara, baik saat kedatangan hingga saat pertandingan berlangsung.
Kesiapan Porprov XIV Sultra 2022 nampak masih jauh dari harapan, jika membandingkan penyelenggaraan proprov sebelumnya. Mulai dari penyediaan sarana dan prasarana pertandingan yang dinilai minim, kesiapan panitia lomba hingga koordinasi seluruh elemen untuk kelancaran transportasi darat maupun laut untuk kontingen dinilai kurang maksimal. Berikut sederet masalah yang terjadi.
Kacau di Transportasi Laut
Pelabuhan Amolengu Konsel dipadati kendaraan dari kontingen yang akan berlaga di Porprov XIV Sultra di Baubau-Buton sejak Rabu (23 hingga 27 /11/20022) pelabuhan masih dipadati antrian panjang kendaraan yang hendak memyeberang ke Labuan, Buton Utara untuk selanjutnya menuju Buton dan Kota Baubau.
“Penyebrangan hari ini, arus kendaraan yang akan menyeberang ke labuan sangat padat, hingga jam 16.00 wita ini kendaraan mengantri sampai di luar Desa Amolengu,”kata Saifuddin Zuhri, petugas Dinas Perhubungan Kabupaten Konawe Selatan.
Antrian panjang kendaraan disebabkan jadwal keberangkatan seluruh kontingen cabor dari kabupaten di wilayah daratan yang bersamaan.
Seperti diketahui, lokasi yang strategis, membuat banyak kontingen memilih jalur laut amolengu sebagai pilihan menuju lokasi porprov Sultra. Hampir seluruh kontingen cabor kabupaten kota yang berada di daerah daratan diperkirakan menggunakan sarana pelabuhan amolengu untuk sarana penyeberangan tim.
Lintas penyeberangan Amolengo – Labuan merupakan lintas penyeberangan perintis yang menghubungkan Pulau Sulawesi di Kabupaten Konawe Selatan dan Pulau Buton di Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara. Dengan jarak lintasan sekitar 8 mil dan waktu tempuh selama 30 menit, lintas penyeberangan Amolengo-Labuan dapat memperpendek jalur lalu lintas orang maupun barang dari daratan Sulawesi Tenggara ke Pulau Buton.
Sayangnya, minimnya koodinasi antara pemda Provinsi selaku penyelenggara porprov membuat banyak kontingen terlantar selama berhari-hari akibat menumpuknya kendaraan di pelabuhan.
Sarana dan Prasarana Lomba
Sehari sebelum pembukaan Porprov XIV Sultra panitia mengumumkan pemindahan venue cabang olah raga renang yang semula dilaksanakan di Kabupaten Buton ke Kabupaten Kolaka. Pemindahan secara tiba-tiba tersebut tak lepas dari belum rampungnya pembangunan kolam renang di Buton yang hingga hari H pihak penanggung jawab pembangunan belum memasang tegel kolam renang. Panitia pun sigap mengambil keputusan sebelum kontingen atlet 17 kabupaten/kota tiba di lokasi Porprov.
Protes Atlet
Dugaan Kecurangan sempat mewarnai jalannya pertandingan cabang olah raga (cabor) Pekan Olah Raga (Porprov) XIV Sultra.
Setidaknya tiga cabor dari Konawe Selatan mengajukan protes keras menyusul dugaan kecurangan dari panitia selama pertandingan berlangsung. Cabor yang protes masing-masing Cabor dayung dan sepak bola.
Cabor dayung mengeluhkan tindakan panitia yang memaksakan pertandingan meski dalam kondisi cuaca buruk yang sangat membahayakan keselamatan atlit dan adanya pemindahan jadwal lomba secara sepihak. Indra dari Official Tim Dayung Konsel, mengaku sangat merasakan sikap kurang sportif dari penyelenggara.
Hal sama dialami Cabor Sepak Bola. Penyelenggara dinilai tidak profesional. Tim official sepakbola merasakan dampak ketidakprofesionalan panitia pertandingan. “Kemarin, bayangkan orang melempar botol air mineral ke dalam lapangan serta mengamuk di meja pengawas pertandingan tidak diberi sanksi, malahan pertandingan berjalan terus, bahkan _injury time_ jadi bertambah karena mereka mengamuk membuat pemain di lapangan jadi ikut tertekan,”ungkap Idol, official tim Konsel.
Akibat ketidakbecusan kerja panitia, ancaman untuk memboikot pertandingan sempat digaungkan tim tim yang merasa dirugikan. “Di informasikan saja kepada cabor ketika di curangi boikot saja tempat pertandingan,”kata Samsuddin SH,MH koordinator hukum Proprov Konsel.
Protes tim juga mewarnai jalannya pertandingan cabang olah raga angkat berat. Inilah yang dilakukan tim lifter putri Kota Baubau yang melayangkan protes kepada panitia pertandingan Angkat Besi Porprov XIV Sultra di tengah jalannya pertandingan. Salah satu pelatih lifter baubau bahkan mendatangi meja juri memprotes sikap panitia yang dinilai diskriminatif pada atlet.
Para pendukung pun riuh dan bersorak dengan teriakan AllahuAkbar pada dalam gedung pancasila tempat diselenggarakannya pertandingan. “Ini aturan agama yang tidak membolehkan memperlihatkan aurat pada perempuan,”teriaknya pada panitia.
Namun Panitia tak mau kalah. “Anda ini pelatih, manajer, pengda atau ofisial? Kapasitas Anda apa di sini?,” Tanya panitia. Lalu dijawab jika dirinya adalah pelatih.
Protes yang dilayangkan tim lifter baubau membuat panitia lomba terrpaksa menghentikan sementara lomba siang itu sambil mengundang semua official tim bermusyawarah mencari solusi terbaik. Sekitar 10 menit kemudian satu persatu keluar dari ruang pertemuan, semua sepakat jika penggunaan legging pada lomba angkat besi boleh demi menghormati agama yang dianut seorang atlet.
Media Center Tidak Berfungsi
Pusat informasi Porprov XIV Sultra dikeluhkan hampir seluruh kontingen khususnya perolehan hasil pertandingan cabor. Hal ini membuat kontingen cabor hanya mengandalkan catatan hasil pertandingan sendiri tanpa bisa mengetahui hasil dari daerah lain.
“Kami hanya bisa mengupdate hasil perolehan dari cabor kami yang bertanding, tapi tidak bisa melihat perolehan daerah lain,”katab Supyan, Koordinator Media Center Kabupaten Konsel.
Hal yang sama diungkapkan Said Tim Media Center Kota Baubau, “Kami memiliki pusat informasi melalui website tapi kurang update akibat tidak adanya siplay informasi dari panitia provinsi,”ungkap Said. Sk