Kendari, suarakendari.com-Dampak lain dari mengularnya antrian BBM bersubsidi di SPBU menyisakan sejumlah persoalan yang bisa memicu gesekan sosial di masyarakat.
Bukan saja protes dari mereka yang benar benar membutuhkan BBM (pengemudi yang kesulitan mendapatkan bahan bakar), tetapi berdampak pada terganggunya warga yang berada dekat SPBU.
Masalahnya, antrian panjang kendaraan telah menutup akses jalan masuk ke rumah warga. Antara pemilik rumah dengan pemilik kendaraan yang parkir menutup jalan masuk ke halaman rumah warga kerap terlibat cekcok mulut hingga adu fisiik.
“Pertengkaran sudah sering terjadi antara pemilik kendaraan yang antri dengan pemilik rumah. Wajar jika pemilik rumah marah karena mobil mobil menutup akses masuk rumahnya,”kata Safar, warga.
Sejumlah SPBU yang berada di jalan poros utama kota kendari, yang nota bene dekat dengan pemukiman penduduk seperti SPBU di Jalan Panjaitan Lepo-Lepo, SPBU Tipulu, SPBU kawasan THR, Andonohu, Ahmad Yani, setidaknya antrian truk telah menutup seluruh bahu jalan yang otomatis menutup akses para pemilik rumah, toko maupun perkantoran di sekitar SPBU.
Problem lain dari antrian panjang ini juga berbuntut tertutupnya sebagian akses jalan raya yang menganggu arus lalulintas. Ironisnya, kondisi ini sudah berlangsung tahunan tanpa pernah bisa teratasi pihak terkait.
Akibat rawannya terjadi gesekan sosial, sejumlah sopir mencoba mencari solusi dengan membuat lokasi antrian khusus truk, seperti yang dilakukan sopir truk yang mangkal di SPBU depan markas Brimob dan SPBU konda dimana para sopir memanfaatkan lahan kosong di perbatasan antar kota untuk memarkir kendaraan mereka. Sk