Malang, suarakendari.com-Peristiwa memilukan terjadi di kompetisi sepak bola Liga 1 Indonesia. Kali ini pada pertandingan yang mempertemukan antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).
Laga yang dimenangkan Persebaya dengan skor 2-3 ini, memicu kemarahan suporter Arema yang kalah dan berujung kerusuhan dalam stadion yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Bukan hanya korban jiwa, sejumlah sarana prasarana stadion juga menjadi sasaran amuk massa dan rusak.
Pihak kepolisian berupaya menghalau aksi anarkis dengan melepaskan tembakan gas air mata. Namun, tembakan gas air mata itu justru membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas. Kejadian tersebut membuat kepanikan di area stadion yang menewaskan 129 orang dan melukai sekitar 180 orang lainnya. Mereka yang tewas karena terjatuh dan terinjak-injak di area pintu stadion.
Tragedi berdarah usai laga Arema FC VS Persebaya di Stadion Kanjuruhan ini merupakan catatan kelam dunia sepak bola Indonesia, bahkan dunia.
Dalam rentetan kejadian kelam sepak bola dunia, Tragedi Kanjuruhan memakan korban paling banyak ke 2 di dunia setelah tragedi di Stadion Lima Peru yang merenggut nyawa 328 orang.
Tragedi Kanjuruhan ini merupakan yang terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia. Menurut Akmal Maharli Koordinator Save Our Soccer (SOS), belum pernah ada kerusuhan sepak bola di Indonesia dengan jumlah korban sebanyak ini.
“Ini tragedi terbesar sepanjang sejarah sepak bola Indonesia,” kata Akmal dalam perbincangan di salah satu stasiun TV swasta, Minggu (2/10) pagi. Sk