Kendari, suarakendari.com– Usaha Pertamini di Kota Kendari kian menjamur. Hampir setiap sudut kota usaha ini bermunculan. Di kawasan Kecamatan Kendari Barat khususnya di jalan protokol misalnya, tumbuh subur usaha kecil BBM bersubsidi tersebut, meski jarak antara satu usaha pertamini dengan pertamini lainnya saling berdekatan.
Hal yang sama terlihat di sepanjang kawasan mandonga, punggolaka hingga poros terninal puwatu, jalan poros pasar baruga, kawasan lepo-lepo, anduonohu hingga ke pinggiran kota kendari.
“Di daerah ini, tadinya hanya ada dua usaha bensin eceran pakai botol, tapi sekarang sudah lebih dari 20 penjual bensin eceran dan pertamini,”ungkap Safa, warga jalan poros Pasar Baruga.
Keberadaan usaha pertamini ini muncul belakangan bersaing ketat dengan pendahulunya pedagang bensin eceran alias bensin botol.
Lantas mengapa usaha ini begitu digandrungi masyarakat? Hasil penelusuran wartawan suara kendari menemukan sejumlah alasan pedagang eksis usaha pertalite.
Berikut alasan pertamini masih eksis di masyarakat.
1. Makin bertambahnya jumlah kendaraan di daerah
2. Membantu waarga di daerah yang jauh dari kota
3. Lebih meyakinkan dari pada jualan bensin eceran di botol
4. Warga tidak perlu ngantri buat beli bahan bahar
5. Modal terjangkau, profit bisa mencapai minimal empat juta sebulan
Ada pun perbedaaan pertamini dan pertashop atau SPBU yaitu:
Pertamini belum berisin sementara pertashop susah memiliki ijin penjualan dari pertamina
Lokasi pendirian pertamini bisa dimana saja termasuk rumah warga, sedangkan pertashop lokasi permanen
Pertamini menggunakan drum isi pertalite yang diletakan dalan.mesin , sedangkan pertashop menggunakan tangki penyimpanan bahan bakar yang di tanam dalam tanah
Modal pertamini hanya berkisar 10 sampai 25 juta rupiah, sementara pertashop membutuhkan modal usaha antara 300 juta sampai 700 juta rupiah.
(Sk)