Jelajah

Sehari Mencumbu Kendari

×

Sehari Mencumbu Kendari

Sebarkan artikel ini
Gedung visitor centre kebun raya kendari. foto: Jodd

Ini adalah kota Kendari, ibukota Sulawesi Tenggara. Kota dengan beberapa julukan seperti kota lulo dan julukan bumi anoa. Kota lulo identitas lokal menggambarkan tari persatuan etnis daratan Tolaki, sedangkan bumi anoa diambil dari hewan endemik Sulawesi yang konon populasinya sangat banyak di daerah ini. Saya mencoba memperkenalkan beberapa tempat yang menurut saya layak dikunjungi yang akan menemanimu liiburan di kota ini.

Lokasi pertama yang akan kita datangi adalah kebun raya Kendari. Letaknya hanya lima kilometer dari pusat kota, menjangkaunya bisa menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua dengan sedikit bergeser ke arah selatan.

Suasana alam di area kebun raya kendari. foto: Joss

Pemandu Alam akan membawa kita melihat laboratorium alam di sini, seperti taman pakuli atau taman obat lokal yang dibudidayakan khusus di areal seluas kurang lebih satu hektare. Budidaya tanaman herbal ini memberikan kita banyak informasi terkait manfaat tanaman ini untuk kesehatan. Salah satu tanaman lokal yang legendaris adalah takilowi daun khusus patah tulang.

Hutan padat dengan sungai yang mengalir menambah sensasi perjalananmu semakin keren .

Kebun raya adalah lanskap alam seluas 10 hektare yang di dalamnya dibangun sejumlah fasilitas wisata, seperti outbound, tracking ground, cottage hingga restoran. Di restoran, kita bisa memesan banyak makanan lezat di sini. Dan Ini bagian yang paling saya sukai. Salah satu kuliner lokal Kendari adalah sinonggi.

Restoran disiapkan di area kebun raya. foto: Joss

Kuliner ini berbahan sagu olahan. Sinonggi merupakan sagu cair yang disiram air mendidih dan membentuk silika rekat. Di makan saat panas dengan siraman kuah ikan palumara. Saya lebih menyukai kuah daging tumis tawaloho atau daun kedondong hutan serta dilumeri jeruk purut. Makanan yang benar benar kaya Rasa dan menggugah selera.

Setelah kenyang, kamu kemudian bisa bergeser ke kota tua. pemandu menunjukkan satu tempat yang dulu pernah ramai dan menjadi pusat perdagangan pertama kota ini. Kota yang terdapat pusat pekuburan orang orang belanda masa lalu.

Daerah Pecinan yang kini sudah berubah total menjadi pusat perlintasan baru. Rumah rumah dan bioskop lama telah berubah menjadi lahan untuk ground lost jembatan raksasa teluk kendari dan telah diresmikan penggunaannya oleh Presiden RI, Joko Widodo.

Jembatan yang dibangun di era pemerintahan Gubernur Nur Alam ini memiliki panjang sekitar 1300 meter, menghubungkan antara kota lama dan kawasan bungkutoko poasia. Dari jembatan ini kita dapat melihat lanskap teluk Kendari yang inda, hilir mudik kapal nelayan sekaligus menyaksikan matahari terbenam.

Perjalanan berikutnya dengan plesiran ke pusat salah satu kaki lima untuk mencoba aneka macam kuliner local, salah satunya mencoba sarabba dan pisang epe. Sarabba adalah minuman khas Suku Bugis, Makassar, Sulawesi Selatan.

Minuman berwarna kecokelatan ini merupakan hasil campuran beberapa bahan alami. Di dalamnya terdapat jahe, gula aren, santan, merica bubuk, dan kuning telur. Rempah seperti cengkeh dan kayu manis juga biasanya ditambahkan untuk memperkaya cita rasa. Sedangankan pisang eppe adalah penganan yang terbuat dari pisang yang disiram gula arena tau gula merah. Sensasi rasa manis pisang dan sensasi hangat air jahe  berpadu, sembari menunggu sunset di sudut teluk turun dipeluk malam.

Wisata Puncak Vikto

Banyak orang datang ke kendari untuk berlibur, dimana pemandangan bukit nya adalah area area terbaik di kendari. Dari bukit kita bisa melihat kota kendari yang anggun, teluk kendari, hotel tinggi, tugu persatuan, jembatan bahteramas dan lautan.

Saat mengunjungi bukit tahura nipa-nipa tradisinya adalah bertani sambil menjaga hutan, dan kau bisa melihat aneka tanaman jangka panjang di sini, seperti durian, rambutan, langsat, dan ikut petani menanam aneka pala di situ, lalu kamu bisa melihat dua pemandangan sekaligus yakni melihat hutan dan satwa dilindungi.

Dari Tahura kita bisa terus menjelajahi hutan konservasi ini hingga ke puncak. Namanya puncak vikto. Anak gunung bilang ini puncak vikto, sebagian ada yang menyebut lebih lengkap, viktorinos, sedang kelompok tani hutan menamakan puncak nipa-nipa. Vikto atau Viktorinos mungkin terlalu keren, tapi itulah anak muda selalu menyebut seenak perutnya, dan biasanya yang disebut anak-anak muda itu lebih cepat populer, bertahan lama bahkan cenderung paten.

Puncak vikto nampak jelas dilihat dari beberapa lokasi di Kendari, seperti kawasan tapak kuda, masjid Al alam, juga dari kawasan smartpoint. Sebaliknya, kalo berada dipuncak kita akan melihat seluruh sudut kota Kendari. Semakin indah kalo malam hari.

Melabeli puncak nipa nipa dengan nama viktorinos (victorinox) bermula dari 27 tahun silam, saat kelompok pencinta alam dari Mahasiswa Pencinta Alam (Mahacala) Universitas Haluoleo (UHO) mampir ke puncak tertinggi di kota kendari itu. Saat rehat, mereka saling bertanya tentang nama puncak setinggi 320 MDPL itu, tapi sayang tidak satu pun dari mereka yang tau.

Kawasan tahura nipanipa. foto: Joss

Dari situlah keisengan mencari nama untuk puncak dimulai. Saat bushcraft mereka membawa aneka macam peralatan, ada pisau, making tripod, table and steel striker tinder dll. Nah, masa itu (perasaan sampe sekarang) pisau yang populer di kalangan pencinta alam adalah pisau Swiss Army. Pisau Swiss Army umumnya memiliki pisau yang sangat tajam, dan berisi berbagai alat lainnya, seperti obeng, pembuka kaleng, dan banyak lainnya. Lampiran ini disimpan di dalam gagang pisau melalui mekanisme “pivot point”. Pegangan biasanya merah, dan dilengkapi dengan Victorinox atau Wenger “cross” logo (mirip dengan bendera Swiss).

Wikipedia sedikit menjelaskan, Pisau Swiss Army adalah pisau lipat dan alat multi-fungsional yang diproduksi oleh perusahaan Victorinox AG. Istilah “pisau Swiss Army” diciptakan oleh tentara AS setelah Perang Dunia II karena kesulitan mereka ketika mencoba untuk mengucapkan nama Jerman untuk pisau ini.

Pisau Swiss Army pertama kali diproduksi pada tahun 1891 setelah perusahaan bernama Karl Elsener di Ibach, Swiss, yang kemudian dikenal sebagai Victorinox, memenangkan kontrak untuk memproduksi Angkatan Darat Swiss “Modell 1890” pisau dari produsen Jerman sebelumnya. Pada tahun 1893, Swiss perusahaan sendok garpu Paul Boéchat & Cie, yang kemudian menjadi Wenger, menerima kontrak pertamanya dari Swiss Army untuk juga memproduksi model yang 1890 pisau; kedua perusahaan membagi kontrak untuk membuat pisau dari 1908 sampai Victorinox diperoleh Wenger pada tahun 2005.

Rupanya logo Viktorinos inilah yang menarik perhatian anak anak muda ini untuk memberi nama puncak yang mereka datangi hari itu. Awalnya hanya iseng, tapi belakangan nama ini kian populer dipakai anak-anak muda penggila alam di kendari. “Viktorinos menjadi nama yang terus disebut sebut orang sampai sekarang ketimbang nipanipa,”kata Ansar salah satu pentolan mahasiswa pencinta alam, UHO.

Kawasan tahura nipa nipa. foto: Joss

Sayang lokasi yang eksotik dan sudah lama populer ini belum tersentuh perhatian pemerintah khususnya kepariwisataan kota dan provinsi, yang jika ditata dengan baik akan menjadi magnet bagi wisatawan sekaligus menambah koleksi arena wisata baru bagi warga kota Kendari.

Untuk menjangkau area wisata puncak viktorinos bisa banyak jalur pendakian, seperti melalui Jalan Amarilis, Jalan Balaikota Lama samping EX Kantor DPRD Kota Kendari atau jalur tani di Kawasan Kolosua, Kendari.

Sepanjang perjalanan Anda akan disuguhkan dengan pemadangan indah berupa hamparan perkebunan rakyat, dengan beragam tanaman jangka panjang, seperti durian, jeruk manis, mangga, rambutan, langsat dan deretan tanaman produktif lainnya .

Ada juga jalur sungai mungkin ini alternatif agar perjalanan lebih ringan, yakni melalui sungai Lahundape di Jalan Bunga Kolosua, kemaraya Kendari. Dari jalur ini akan berjalan kurang lebih dua jam perjalanan hingga mencapai puncak air terjun amarilis. Nah, dari air terjun inilah anda bisa mendaki menuju puncak bukit tertinggi di Kota Kendari ini.

Sungguh perjalanan yang singkat tapi cukup untuk bisa melihat berbagai sudut kendari dalam waktu seharian penuh. Selamat berlibur. (SK)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *