JelajahPariwisata

Benteng Keraton Buton: Lebih Luas dari Tembok China? Kisah Telur dan Ketan di Balik Kemegahan Warisan Dunia

×

Benteng Keraton Buton: Lebih Luas dari Tembok China? Kisah Telur dan Ketan di Balik Kemegahan Warisan Dunia

Sebarkan artikel ini
475080211 18482086099051570 3157060877873766843 n

BAUBAU, suarakendari.com-Menginjakkan kaki di atas tanah Sulawesi Tenggara, tepatnya di Kota Bau-Bau, mata akan langsung tertuju pada sebuah struktur megah yang melingkari perbukitan. Inilah Benteng Keraton Buton, sebuah mahakarya arsitektur tradisional yang membentang sepanjang 2.740 meter dengan luas mencapai 22,8 hektar. Sebuah klaim membanggakan bahkan berani dilontarkan oleh Pusat Informasi Media Center Benteng Keraton Buton: benteng ini adalah yang terluas di dunia.

Benteng ini bukan sekadar tumpukan batu. Ia adalah simbol kejayaan Kerajaan dan Kesultanan Buton yang pernah merajai kawasan ini. Keberadaannya menjadi saksi bisu akan peradaban yang maju, layaknya Tembok Raksasa China yang menjadi ikon kejayaan berbagai dinasti di Negeri Tirai Bambu.

Tembok China, membentang sepanjang 8.850 kilometer menurut survei tahun 2009, memang sebuah keajaiban dunia yang monumental. Dibangun selama berabad-abad, dari era Dinasti Qin hingga Dinasti Ming, tembok ini konon saking besarnya hingga bisa terlihat dari bulan – sebuah mitos yang menggelitik rasa ingin tahu, meskipun belum ada yang bisa membuktikannya dari angkasa. Terlepas dari kebenarannya, Tembok China telah berhasil memikat jutaan wisatawan dari seluruh penjuru dunia, menjadi sumber devisa yang tak ternilai harganya.

472745828 122178386870097352 1258618992538787500 n
Suasana Kota Baubau terlihat dari benteng keraton Buton

Lantas, bagaimana dengan Benteng Keraton Buton? Selain luasnya yang mencengangkan, benteng ini menyimpan cerita unik tentang proses pembangunannya. Konon, masyarakat Buton zaman dahulu menggunakan putih telur sebagai salah satu bahan perekat untuk menyusun batu-batu benteng. Bayangkan betapa banyaknya telur yang dibutuhkan untuk merangkai benteng sepanjang hampir tiga kilometer ini! Kisah ini menjadi daya tarik tersendiri, memicu rasa penasaran dan kekaguman akan kearifan lokal masyarakat Buton.

Jika Benteng Keraton Buton menggunakan putih telur, Tembok Raksasa China memiliki resep perekat yang tak kalah unik. Kabarnya, campuran kapur dan beras ketan menjadi “semen” yang mengikat jutaan batu bata menjadi struktur raksasa. Lagi-lagi, kita dibuat berdecak kagum membayangkan ribuan ton beras ketan yang dibutuhkan untuk mewujudkan tembok sepanjang ribuan kilometer tersebut.

Perbandingan antara Benteng Keraton Buton dan Tembok Raksasa China bukan semata-mata soal ukuran. Lebih dari itu, keduanya adalah warisan budaya yang menyimpan nilai sejarah, arsitektur, dan kearifan lokal yang patut dilestarikan. Keduanya memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan dan menjadi sumber kebanggaan bagi bangsa masing-masing.

Semoga ke depan, upaya pembangunan, pemugaran, dan pengelolaan Benteng Keraton Buton terus berlanjut. Impian untuk menjadikannya salah satu destinasi wisata budaya unggulan di Sulawesi Tenggara bukanlah isapan jempol belaka. Belajar dari keberhasilan China mengelola Tembok Raksasa, Benteng Keraton Buton pun memiliki potensi yang sama untuk menjadi magnet wisatawan dan berkontribusi pada perekonomian daerah. Warisan kejayaan masa lalu ini layak bersinar terang di masa kini dan masa depan. SK