Environment

Peringati Hari Bumi: Kolaborasi WALHI Sultra dan Mahasiswa Antropologi UHO Gerakkan Aksi Bersih Sampah

×

Peringati Hari Bumi: Kolaborasi WALHI Sultra dan Mahasiswa Antropologi UHO Gerakkan Aksi Bersih Sampah

Sebarkan artikel ini
20250422 161804

KENDARI, suarakendari.com-
Mentari pagi menyapa kawasan pusat retensi irigasi Sulawesi Tenggara di Kota Kendari. Namun, pemandangan yang seharusnya menyejukkan mata dengan hamparan air dan hijaunya pepohonan, justru tercoreng oleh tumpukan sampah plastik yang berserakan di beberapa sudut.

Pemandangan inilah yang kemudian menggerakkan hati sejumlah aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk berkolaborasi dengan para mahasiswa antropologi dari Universitas Haluoleo (UHO).
Di momen peringatan Hari Bumi, semangat kepedulian terhadap lingkungan kian membara. Bukan sekadar retorika, para aktivis dan mahasiswa ini memilih aksi nyata. Mereka turun langsung ke lokasi, memanggul karung-karung kosong, dan menyusuri setiap jengkal kawasan retensi untuk memunguti sampah yang mencemari lingkungan.

20250422 161656Laxmi, seorang dosen antropologi UHO, terlihat begitu antusias membaur dengan para mahasiswanya. Sesekali ia memungut botol plastik, di lain waktu ia membantu menarik kantong sampah yang cukup berat. Peluh membasahi dahinya, namun senyumnya tak pernah pudar.
“Saya sangat senang bisa berkolaborasi bersama WALHI Sultra untuk melakukan aksi bersih sampah,” ungkap Laxmi di sela-sela kegiatan. “Karena kita tahu masalah sampah di Kota Kendari ini sudah sangat memprihatinkan. Setidaknya, aksi kecil ini adalah wujud nyata kepedulian kita terhadap lingkungan.”

Bagi Laxmi, keterlibatan mahasiswa antropologi dalam aksi ini bukan hanya sekadar kegiatan seremonial. Lebih dari itu, ia ingin menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat.

“Antropologi itu mempelajari manusia dan lingkungannya. Jadi, kepedulian terhadap lingkungan seharusnya menjadi ruh dalam setiap kajian dan tindakan kita,” tegasnya. Ia berharap, pengalaman langsung ini akan membuka mata para mahasiswanya tentang dampak buruk sampah dan mendorong mereka untuk menjadi agen perubahan di masa depan.

Senada dengan Laxmi, salah seorang aktivis WALHI Sultra, Rahmat, menyambut baik kolaborasi ini. Ia melihat adanya energi positif dan semangat baru dari para mahasiswa dalam upaya pelestarian lingkungan.

“Kami sangat mengapresiasi antusiasme teman-teman mahasiswa antropologi UHO. Aksi bersih sampah ini bukan hanya soal mengumpulkan sampah, tapi juga tentang membangun kesadaran kolektif,” ujar Rahmat. Ia menambahkan bahwa masalah lingkungan adalah tanggung jawab bersama, dan keterlibatan generasi muda sangat krusial untuk masa depan yang lebih baik.

Di bawah terik matahari, puluhan orang dengan semangat yang sama terus bergerak. Mereka membersihkan sampah-sampah yang mengotori kawasan retensi, sebuah infrastruktur penting yang berfungsi sebagai pengendali banjir dan sumber air irigasi bagi pertanian di sekitarnya. Aksi ini menjadi simbol harapan, bahwa kepedulian terhadap lingkungan dapat tumbuh subur melalui kolaborasi dan tindakan nyata.

Ketika karung-karung sampah mulai terisi penuh, terlihat jelas hasil dari kerja keras mereka. Kawasan retensi yang tadinya tampak kumuh, kini terlihat lebih bersih dan terawat. Meskipun ini hanyalah langkah kecil, namun dampaknya diharapkan dapat menggugah kesadaran masyarakat luas untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.

Kolaborasi antara WALHI Sultra dan mahasiswa antropologi UHO ini menjadi contoh inspiratif tentang bagaimana berbagai elemen masyarakat dapat bersinergi untuk mengatasi permasalahan lingkungan. Lebih dari sekadar aksi bersih sampah, ini adalah investasi jangka panjang dalam menanamkan nilai-nilai kepedulian dan tanggung jawab terhadap bumi yang kita huni. Harapan pun membumbung, semoga aksi kecil di Hari Bumi ini menjadi awal dari gerakan yang lebih besar untuk menjaga kelestarian lingkungan Sulawesi Tenggara. **