Sepuluh tahun lalu, kampung nelayan Petoaha dan Bungkutoko dikenal sebagai kampung kumuh yang berada di wilayah pesisir Kota Kendari. Namun sejak jembatan kuning di bangun di era pemerintahan Wali Kota Kendari, Asrun, perlahan lahan mengubah segalanya di kawasan ini.
Petoaha, Bungkutoko dan Talia bahkan makin menjauh dari predikat kumuh kala Kementerian PUPR melalui sentuhan program Kotaku hadir mengubah total wajah pesisir di sana. Mereka membangun ruang terbuka hijau, taman bermain anak membangun trotoar hingga ke pemukiman penduduk. Termasuk mempercantik pemukiman penduduk dengan mengecat seluruh rumah warga di sana.
Saban sore puluhan warga asal Kendari menjejak kaki di trotoar petoaha. “Benar brnar perubahan besar, Wajah kampung ini dulu kumuh kini ceria,”kata Ridwan, warga Lepo lepo. Petoaha dengan wajah baru membawa semangat baru warga pencinta wisata, mereka hadir memanjakan mata menikmati keindahan perairan laut yang dilalui kapal kapal nelayan.
Area wisata petoaha tentu punya kelebihan yang tidak dimiliki tempat wisata lain di Kota Kendari, yakni, ikon jembatan kuning yang menghubungkan ruang terbuka hijau dengan kawasan teluk kendari. Di lokasi ini para wisatawan bisa berfoto selfi dengan latar tulisan kendari water front city sekaligus melihat perahu nelayan melewati terowongan jembatan kuning.
Petoaha juga menjadi lokasi wisata bagi keluarga yang berasal dari luar kota kendari. Ini yang dilakoni Salti, warga Unaaha, konawe yang bersama anaknya datang menikmati keindahan kawasan petoaha. “Ini pertama kali Saya datang di sini, ternyata lokasinya lumayan bagus,” kata Salti. dimana setiap hari warga dari berbagai daerah hadir menikmati suasana pantai di sini.
Sejumlah area foto selfie disediakan khusus, seperti taman mini, gerbang kotak, hingga papan breanding wisata petoaha berlatar jembatan kuning yang ikonik.
Petoaha sendiri berada di wilayah administrasi Kecamatan Abeli, Kota Kendari yang merupakan daerah pesisir atau kampung nelayan.
Wali Kota Kendari H. Sulkarnain K menyambut gembira penataan kawasan persisir dengan mengubah wajah pesisir pantai di kawasan Talia, Bungkutoko dan Petoaha Kecamatan Nambo menjadi lebih baik.
Tujuan pengembangan daerah tepian pantai dan sungai di kawasan Bungkutoko dan sekitarnya adalah, untuk mengembangkan potensi sumber daya yang ada di sekitar kawasan pesisir, mulai dari sumber daya manusia (SDM ), Sumber daya air ( SDA ), hingga menjadi tempat wisata dan ruang terbuka hijau ( RTH ) yang dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar dan pengunjung.
“Kawasan itu kini sudah bisa digunakan untuk bersantai menikmati makanan/kuliner, berolahraga, berfoto sambil menikmati pemandangan sekitar pesisir pantai, tentu ini juga dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat sekitar jika dikelola dengan baik,”kata Sulkarnain. Sk