Dua objek wisata yang dulu ramai, Tracking Mangrove Bungkutoko dan Tracking Mangrove by pass kelurahan Lahundape di Kota Kendari, kini terbengkalai. Kendati demikian, harapan untuk merevitalisasi mereka sebagai destinasi wisata pendidikan masih menyala. Kendari menghadapi tantangan dengan kehadiran buaya di salah satu lokasi dan kerusakan infrastruktur di lokasi lainnya, namun upaya mempertahankan keindahan alam dan kegelapan yang menyelimuti keduanya tak kenal lelah.
Ketika langkah kaki para wisatawan tidak lagi menggetarkan dedaunan mangrove di Bungkutoko atau jembatan kayu yang mengayun di Lahundape, dua obyek wisata tersebut menyimpan kisah kejayaan yang memudar seiring berjalannya waktu. Mereka menjadi saksi bisu perubahan, dari riuh rendah kunjungan hingga sunyi sepi yang mengawal kehadiran mereka saat ini.
Dibalik keruntuhannya, terbersit harapan untuk membangunkan kembali kehidupan yang dulu mengalir deras di sana. Walau sebenarnya pelaku kepariwisataan dalam hal ini pemerintah kota kendari seharusnya yang memiliki kewenangan untuk menata ulang kedua obyek wisata tersebut.
Setidaknya harapan ini dilontarkan banyak warga pencinta wisata. “Saya berharap pemerintah kota kendari bisa merevitalisasi ulang kedua obyek wisata tracking mangrove ini mengingat warga kota sangat butuh lokasi obyek wisata dalam kota kendari,”kata Aslan, warga Kendari.
Kisah seram mengenai buaya yang menghantui Bungkutoko mungkin meninggalkan bekas ketakutan di hati setiap pengunjung. Namun, apakah takdir alam yang juga memberikan pesona tersendiri pada destinasi wisata ini? Mungkin saatnya bagi kita untuk belajar berdamai dengan ketakutan dan menjadikannya sebagai bagian cerita petualangan yang tak terlupakan.
Di Lahundape, infrastruktur yang rusak menjadi saksi bisu akan perjuangan manusia dalam menjaga kelestarian lingkungan. Meski kerap terabaikan, namun kekuatan alam selalu memberikan kita kesempatan untuk memperbaiki kesalahan yang pernah terjadi. Revitalisasi bukan hanya tentang memperbaiki struktur bangunan, namun juga tentang menjaga keberlangsungan kehidupan yang menyatu dengan alam.
Pemerintah dan masyarakat tentu memiliki peran yang tak tergantikan dalam upaya membangkitkan kembali gemerlap kehidupan di dua obyek wisata ini. Ketika semangat gotong royong menyala, tidak ada tantangan yang tak bisa diatasi. Demi menjaga warisan alam bagi generasi mendatang, langkah kecil untuk memulai perubahan sudah cukup untuk merintis kehidupan baru.
Mungkin suatu hari nanti, pariwisata Bungkutoko dan Lahundape akan kembali bersinar dalam keindahan yang tak terkira. Dan mungkin, kegelapan yang sempat menyelimuti obyek wisata ini akan menjadi bagian cerita yang menguatkan keberanian warga untuk meraih impian, meskipun di tengah bayang-bayang yang mengintai. Sk