BOMBANA, suarakendari.com — Ir H Burhanuddin, MSi kembali bersilaturahmi dengan masyarakat Bombana. Di hadapan ratusan warga di dua desa Poleang Barat, mantan Pj bupati di tiga kabupaten ini membeberkan konsep pembangunan Bombana.
Mantan Pj Bupati Bombana ini mengusung konsep hilirisasi. Yaitu hilirisasi sumberdaya alam, khususnya pertanian dan perikanan. Dalam konsep ini, Burhanuddin ingin produk-produk Bombana diolah dulu baru keluar.
“Misalnya ikan kita olah sedikit. Kita potong kepalanya, kita iris sedikit, kemudian kita buat kemasan, pasti nilainya lebih tinggi,” kata Burhanuddin di hadapan seratusan warga di Desa Matabundu, Kecamatan Poleang Barat, Rabu malam (29/5/2024).
Oleh sebab itu, kata mantan Pj Bupati Buton Utara ini, program hilirisasi yang diusung agar seluruh produk sumberdaya alam Bombana memiliki nilai tambah.
Kemudian Burhanuddin menceritakan tentang potensi beras Bombana. Bahwa sawah kita di Bombana mencapai 130 ribu hektar. Kalau panen dalam setahun menghasilkan 90 ribu ton gabah.
“Hasil panen ini keluar begitu saja dari Bombana, diangkut keluar tanpa diolah yang harusnya dapat memberikan nilai tambah bagi daerah kita,” katanya.
Burhanuddin membeberkan fakta bahwa beras-beras Bombana justru diolah dan diproses di daerah lain, sehingga kita yang memproduksi daerah lain yang punya nama.
“Untuk berkembang, Bombana harus punya nama, ada merek. Bombana saat ini kalau kita ke Jakarta misalnya ditanya ada apa di Bombana,” katanya.
Karena itu, mantan Pj Bupati Konawe Kepulauan itu, tidak mau lagi produk-produk Bombana keluar begitu saja tanpa diolah dan dikemas. Dengan mengolah sendiri, maka terbuka untuk lapangan kerja dan industri kecil.
Konsep hilirisasi sudah diterapkan oleh pemerintah pusat di sektor pertambangan. Di Bombana potensi pertanian dan perikanan cukup besar, sehingga konsep hilirisasi akan membantu pertumbuhan ekonomi daerah.
Burhanuddin juga menyinggung soal peternakan. Di Bombana sektor peternakan juga punya potensi besar. Namun Burhanuddin menghendaki peternakan ini dikelola dengan pendekatan bisnis, mengingat peternak itu sebenarnya adalah pengusaha.
Burhanuddin mengungkapkan sapi-sapi yang banyak di Bombana perlu dibuatkan semacam area khusus. Pemerintah menyediakan tanah, lahan, kemudian dipagari menjadi sentra pembiakan, pemeliharaan, dan penjualan.
Tujuannya agar sapi-sapi tidak lagi berkeliaran di jalan yang mengganggu, di mana banyak kejadian sapi-sapi masuk ke pekarangan rumah dan memakan tanaman orang lain.
Di bagian akhir, Burhanuddin menyampaikan dirinya saat ini sudah mundur dari PNS. Dia menyatakan sudah mengajukan pensiun. Karena itu, mantan Kepala Dinas ESDM Sultra ini mengatakan akan banyak berada di Bombana.
“Yang terakhir saya sampaikan bahwa saya sudah minta pensiun. Saya sudah lebih banyak di Bombana, dan akan bersama-sama saudaraku-saudaraku semua,” kata mantan Kepala Dinas Bina Marga dan Sumberdaya Air Sultra ini.
Pada kesempatan itu, Burhanuddin yang didampingi istri Hj Fatmawati Kasim Marewa, S.Sos memberikan bantuan berupa biaya pembuatan tiga sumur bor untuk tiga titik di Desa Toari Kecamatan Poleang Barat.
Bantuan diserahkan Hj Fatmawati Kasim Marewa dan diterima langsung Kepala Dusun Toari Poleang Barat, Mujahid. |••