KENDARI, suarakendari.com – Belum lama ini Kepala Bappeda Kendari, Cornelius Padang memberikan komentar dalam pemberitaan media online bahwa banjir di Kota Kendari diakibatkan proyek jalan provinsi tanpa drainase.
Kelapa Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Bina Marga Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Pahri Yamsul mememberikan pemahaman bahwa tuduhan itu tidak benar.
Dia menegaskan, terkait banjir Kota Kendari yang terjadi selama ini berdasarkan tuduhan Kepala Bappeda kita tidak rasional.
“Pertanyaan besar adalah jika banjir gara-gara pembangunan jalan provinsi maka berapa panjang di Kota Kendari jalan provinsi yang tidak bersaluran? yang banyak adalah jalan kota. Jalan Provinsi itu bisa dihitung bepara panjang semua,” kata Pahri, pada media Suarakendari.com, Rabu (17/4/2024).
“Banjir itu sumbernya dari mana? Seperti di jalan Lasolo, Jalan Teplan, Kampung Salo itu bukan jalan provinsi, dan di situ tidak jalan provinsi melainkan aliran sungai yang meluap, pertanyaannya mana jalan provinsi di lokasi banjir itu,” tanya Pahri.
Pahri juga menambahkan, penyataan Kepala Bappeda Kendari tidak berdasarkan data yang pasti.
“Kami tidak apakah Kepala Bappeda Kendari ini salah ngomong atau data dari mana kami kurang paham. Dalam Kota Kendari ini banyak saluran berubah fungsi dan dipenuhi sampah. Dan masalah banjir ini Pemkot harus bertanggungjawab tidak harus main lempar tanggungjawab,” kata Pahri.
“Kami Meresa keberatan kalau banjir akibat pembangunan provinsi. Kami habis rapat, Pemprov Sultra dan Pj Wali Kota dan kesimpulannya harus saling mendukung untuk masalah banjir ini tidak boleh saling menuduh,” pungkas Pahri. YS