Delapan gadis penari nampak anggun, gerak gemulai dan tubuh yang lentur mengikut alunan irama dimba yang menggema dalam ruang tak seberapa lapang itu. Sore hari menjadi jadwal rutin untuk berlatih di sanggar tari konawe. Terlihat sejumlah properti berupa anyaman daun agel tua.
Sendratari yang dilatih adalah yang nyaris hilang banyak ditinggalkan seiring kian majunya zaman. Salah satu tari yang terancam punah adalah tari moana, yakni, tari yang menggambarkan gerakan menganyam, yang digerakkan 8 orang penari putri dengan lemah gemulai mengerakkan tari menganyam mulai dari pengolahan bahan bakunya sampai jadi anyaman dan sebagai alat properti dalam tari ini.
Moana, dalam bahasa Tolaki Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara artinya menganyam Menganyam adalah salah satu kerajinan tangan yang sejak jaman dahulu, dan sampai sekarang masih tetap dilestarikan dan tetap dipertahankan keasliannya.
Bahan baku anyaman ini terbuat dari pohon agel yang tumbuh liar dirawa-rawa,batangnya berduri daunnya berbentuk kipas. Cara pengolahannya : daun agel di ambil daunnya lalu di jemur sampai kering setelah kering lalu diraji lalu dianyam sesuai selera si penganyam, pekerjaan menganyam ini biasa dilakukan pada saat orang tua menunggui bayinya dalam ayunan atau waktu luang, oleh karena itu dengan melihat keterampilan menganyam ini adalah bagian dari seni budaya dikabupaten kendari yang perlu dilestarikan dan di kembangkan sesuai keasliannya yang harus selalu dipertahankan sampai akhir jaman.
“Seiring zaman banyak seni gerak masyarakat tolaki yang memudar, salah satunya tari moana yang kian jarang dipertontonkan ke publik,”ungkap Ratni salah satu pemerhati seni di konawe.
Sebagai generasi muda, Ratni, dkk bertekat untuk menyelamatkan seni gerak peninggalan orang tua terdahulu. “Sebagai lencinta seni, Kami ingin tari ini tetap lestari dan kami akan terus berusaha melatih diri menari tarian moana,”tekatnya. SK