Sulawesi Tenggara berjuluk bumi anoa, lambang daerahnya juga anoa, tapi warga dan pemerintahnya sama sekali tidak pernah melihat anoa. Ini masalah. Ada apa dengan kita semua? Ada apa dengan pemerintah kita di Sulawesi Tenggara. “Kenapa kita tidak pernah membicarakan anoa lebih spesifik dan serius,”ungkap Herna, penggiat wisata dan pemerhati lingkungan.
Ia pernah melempar ide pulau anoa, meski kemungkinan sulit terwujud di waktu singkat, mengingat ketersediaan tenaga dan infrastruktur pendukung pulau yg belum ada. Jadi memang butuh, konsep konfrehensif dalam bingkai perencanan panjang dan matang. Bukankah seharusnya negara, dalam hal ini dinas kehutanan yang lebih punya otoritas memikirkan ide ini? Jawabnya, sekali lagi sulit diharapkan.
Kondisi yang berbeda dengan Provinsi Sulawesi Utara yang sejak beberapa tahun belakangan terus melakukan kegiatan konservasi terhadap hewan dilindungi anoa. Sebenarnya jika ada kemauan pemerintah Sulawesi Tenggara dapat pula melakukan konservasi anoa di daerah ini dan tak usah mau apa lagi jauh jauh untuk belajar ke luar negeri cukup ke Menado saja , tepatnya di kawasan konservasi Anoa Breeding Centre (ABC) Manado.
Di sana, kita bisa banyak belajar bagaimana melakukan konservasi anoa sebab dengan keahlian dan pengalaman bertahun tahun mendedikasikan diri membangun kawasan konservasi khusus anoa, ilmu konservasi dapat ditimba di sini.
Di lokasi Anoa Breeding Centre, Manado, Sulawesi Utara kamu bisa menjumpai 1 ekor anoa dataran tinggi dan 8 ekor anoa dataran rendah, termasuk “Manis” si anoa betina tertua yang kini sudah berusia 12 tahun. Adapun di habitat alaminya, anoa diperkirakan dapat bertahan hidup hingga 20-25 tahun.
Dalam peringatan Hari Keanekaragaman Hayati 2021 dengan tema We’re part of the solution, kali ini kita akan melihat perkembangan lain di Anoa Breeding Centre (ABC) Manado. Tim ABC Manado, baik peneliti, dokter hewan, teknisi, dan anoa keeper yang bekerja selama kurang lebih 8 tahun telah menghasilkan sebuah buku.
Buku Manajemen Reproduksi Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis Smith, 1827), ditulis Tim ABC dengan penuh cinta dan peduli untuk berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan, kehususnya teknik reproduksi anoa secara exsitu, yang sampai saat ini belum ada yang mempublikasikan.
Bagi para pencinta anoa, yang siapa saja yang berkecimpung dalam upaya konservasi exsitu anoa, terutama dalam hal meningkatkan populasi, buku ini dapat menjadi panduan yang sangat dibutuhkan.
Buku ini membahas tentang langkah dan metode pemeliharaan anoa pada masa awal perkawinan, kebuntingan, kelahiran, dan penyapihan anak berdasarkan penelitian dan pengalaman yang telah dilakukan di ABC Manado selama kurang lebih 8 tahun. SK