Kendari, suarakendari.com – Masyarakat Kendari dan Sulawesi Tenggara (Sultra) secara mendalam terguncang oleh lonjakan harga tabung elpiji 3 kg yang mencapai level yang tak lazim, berkisar antara Rp60 ribu hingga Rp75 ribu.
Kenaikan harga yang drastis itu diakibatkan oleh kelangkaan pasokan tabung gas melon dalam beberapa hari terakhir ini di Kota Kendari.
H. Agustus S.E., Manager Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) PT. Cahaya Internasional Indonesia (CII), mengungkapkan keprihatinannya terkait lonjakan harga elpiji 3 Kg, yang signifikan.
PT. CII telah beroperasi selama tiga bulan terakhir dan mampu melayani 80-83 Loket Operasi (LO) setiap hari, bahkan dengan operasional 24 jam, termasuk hari Minggu. Namun, mereka merasa bingung dengan lonjakan harga yang tak terduga ini.
“Kami tidak mengerti penyebabnya, Karena kami telah berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Kendari dan Sulawesi Tenggara pada umumnya ” Agustus, pada Media Suarakendari.com, Selasa (24/10/2023).
Agustus menambahkan, dulu Sultra di suplay 2 (Dua) Kapal pemuat gas, dengan kapasitas 850 ton, sekarang tetap 2 (Dua) kapal namun kapasitasnya sudah besar yakni 1500 ton.
Kelangkaan tabung elpiji 3 kg di Kendari membuat pasokan gas elpiji menjadi perhatian utama. Pedagang seperti Ina, seorang Pedagang Kaki Lima di area eks MTQ Kendari, mengalami kesulitan yang serius dalam mendapatkan pasokan tabung elpiji 3 kg dari pangkalan atau agen resmi Pertamina.
Pertamina, sebagai penyedia utama gas elpiji, melalui Fahrougi Andriani Sumampouw Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan pembelian berlebihan.
Dia juga menekankan bahwa pasokan tabung elpiji 3 kg akan selalu tersedia di pangkalan terdekat.
Kata dia, di Sulawesi Tenggara, terdapat 2 Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) di Kota Kendari, serta 7 agen Penyediaan SPBE Operasional (PSO) dengan total 806 pangkalan resmi elpiji 3 kg.
Terdapat pula 4 agen Non-Penyediaan SPBE Operasional (NPSO) yang siap melayani kebutuhan masyarakat.
Pertamina telah mengambil langkah-langkah konkret untuk memastikan pasokan elpiji 3 kg tetap tersedia bagi masyarakat di Kota Kendari, termasuk pemindahan pasokan dari SPBE lain setelah terjadi insiden letupan api di Kabupaten Konawe.
Pertamina juga melakukan pemantauan berkala di berbagai pangkalan di Kota Kendari untuk memastikan bahwa harga jual sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Elpiji 3 Kg merupakan barang subsidi yang diperuntukkan bagi konsumen rumah tangga, usaha mikro, petani sasaran, dan nelayan sasaran, sehingga pengawasan ketat dalam pendistribusian menjadi sangat penting.
Pengawasan mencakup seluruh rantai pasokan, mulai dari agen hingga pangkalan, bahkan hingga pedagang eceran.
Pemerintah Daerah dan aparat penegak hukum juga turut berperan dalam mengawasi dan menindak tegas oknum yang menjual LPG 3 kg di atas HET.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara telah mengeluarkan Peraturan Gubernur nomor 74 tahun 2022 yang menetapkan HET LPG tabung 3 kg sesuai dengan jarak tempuh dari Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Bulk Elpiji (SPPBE) ke wilayah distribusinya.
Pertamina telah mewajibkan agen untuk melakukan pemantauan log book pangkalan dan memastikan penyaluran minimal 80% kepada konsumen akhir.
Mereka menegaskan bahwa agen dan pangkalan yang melanggar aturan akan ditindak tegas.
Situasi harga tabung elpiji 3 kg di Kendari tetap menjadi fokus perhatian masyarakat, dan tindak lanjut dari berbagai pihak akan diharapkan untuk menjaga ketersediaan dan harga yang wajar bagi bahan bakar penting itu. Ys