Membuat pulau anoa. Mengapa tidak? Menurutku ini ide brilian dan sangat spektakuler jika benar benar terwujud. Konsepnya sederhana, konservasi anoa dalam satu kawasan pulau. Saya membayangkan kelak akan seperti nusa timur yang punya pulau komodo, jika dikelola profesional maka bukan tidak mungkin akan menjadi destinasi wisata unggulan sulawesi tenggara di masa depan.
Pertama kali mendengar ide pulau anoa ini dari bu Herna, salah satu kawan yang expert di pendampingan desa wisata. Beliau memang sangat konsen mendorong kepariwisataan desa di indonesia, termasuk sulawesi tenggara, tujuannya satu agar desa menjadi lebih maju. Bertahun tahun Ia mendedikasikan tenaga dan pikirannya untuk pendampingan usaha ekonomi kreatif dan kepariwisataan desa.
Tapi kali ini Ia mulai melirik potensi lain yang dimiliki sulawesi tenggara, yakni potensi flora dan fauna yang berada di kawasan konservasi alam kolaka. Baginya, ini bersinggungan langsung dengan rantai kepariwisataan daerah yang lebih besar dan nilai kepariwisataannya tak lagi berlabel kelas lokalan. “Saya ingin pariwisata kita mendunia,”katanya.
“Bayangkan bule-bule terbang berpuluh jam dari negaranya hanya untuk liat anoa di sini, mereka akan antri membuang uang mereka untuk menyaksikan dari dekat hewan asli sulawesi,”hayal herna.
Kisah anoa di pulau konservasi memang harusnya didukung luas, apalagi jika melihat realita anoa telah menjadi properti penting daerah ini. “Daerah ini berjuluk bumi anoa, lambang daerahnya juga anoa, tapi warga dan pemerintahnya sama sekali tidak pernah melihat anoa. Ini masalah. Ada apa dengan kita semua? Ada apa dengan pemerintah kita. Kenapa kita tidak pernah membicarakan anoa lebih spesifik dan serius,”ungkap herna.
Tapi untuk ide pulau anoa kemungkinan sulit terwujud di waktu singkat, mengingat ketersediaan tenaga dan infrastruktur pendukung pulau yg belum ada. Jadi memang butuh, konsep konfrehensif dalam bingkai perencanan panjang dan matang. Bukankah seharusnya negara, dalam hal ini dinas kehutanan yang lebih punya otoritas memikirkan ide ini? Jawabnya, skali lagi sulit diharapkan.
Jelang sore, pulau pulau di depan desa sani sani terasa sangat dekat, melihatnya di ruang terbuka, tepat di bawah kaju angin. Pulau yang cantik itu tersiram cahaya emas mentari dan kian menampakan pesonanya. Satu pulau besar adalah pulau padamarang, dan yang berukuran sedang itu pulau yang belakangan di sebut pulau anoa. Pulau ini mengapit pulau kecil di sebelahnya hingga dari kejauhan membentuk seperti celah barat. Di sanalah melintas kapal-kapal yang hendak berlayar ke bone, sulawesi selatan. Herna menunjuk salah satu pulau di depan kami itu. “Itu pulaunya di ujung, “katanya.
Saya penasaran, jadi ingin ke sana secepatnya. SK